Nama : Nurul Anwar
Npm : 25212526
Kelas : 4EB20
1. LINGKUNGAN BISNIS YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU ETIKA
Tujuan
dari sebuah bisnis kecil adalah untuk tumbuh dan menghasilkan uang.Untuk
melakukan itu, penting bahwa semua karyawan di papan dan bahwa kinerja mereka
dan perilaku berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.Perilaku karyawan,
bagaimanapun, dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal di luar bisnis.Pemilik
usaha kecil perlu menyadari faktor-faktor dan untuk melihat perubahan perilaku
karyawan yang dapat sinyal masalah.
A.
Budaya
Organisasi
Keseluruhan budaya perusahaan dampak
bagaimana karyawan melakukan diri dengan rekan kerja, pelanggan dan pemasok.
Lebih dari sekedar lingkungan kerja, budaya organisasi mencakup sikap manajemen
terhadap karyawan, rencana pertumbuhan perusahaan dan otonomi / pemberdayaan
yang diberikan kepada karyawan. "Nada di atas" sering digunakan untuk
menggambarkan budaya organisasi perusahaan. Nada positif dapat membantu
karyawan menjadi lebih produktif dan bahagia. Sebuah nada negatif dapat
menyebabkan ketidakpuasan karyawan, absen dan bahkan pencurian atau vandalisme.
B.
Ekonomi
Lokal
Melihat seorang karyawan dari
pekerjaannya dipengaruhi oleh keadaan perekonomian setempat. Jika pekerjaan
yang banyak dan ekonomi booming, karyawan secara keseluruhan lebih bahagia dan
perilaku mereka dan kinerja cermin itu. Di sisi lain, saat-saat yang sulit dan
pengangguran yang tinggi, karyawan dapat menjadi takut dan cemas tentang
memegang pekerjaan mereka.Kecemasan ini mengarah pada kinerja yang lebih rendah
dan penyimpangan dalam penilaian. Dalam beberapa karyawan, bagaimanapun, rasa
takut kehilangan pekerjaan dapat menjadi faktor pendorong untuk melakukan yang
lebih baik.
C.
Reputasi
Perusahaan dalam Komunitas
Persepsi karyawan tentang bagaimana
perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat lokal dapat mempengaruhi perilaku.
Jika seorang karyawan menyadari bahwa perusahaannya dianggap curang atau murah,
tindakannya mungkin juga seperti itu. Ini adalah kasus hidup sampai harapan.
Namun, jika perusahaan dipandang sebagai pilar masyarakat dengan banyak
goodwill, karyawan lebih cenderung untuk menunjukkan perilaku serupa karena
pelanggan dan pemasok berharap bahwa dari mereka.
D.
Persaingan
di Industri
Tingkat daya saing dalam suatu
industri dapat berdampak etika dari kedua manajemen dan karyawan, terutama
dalam situasi di mana kompensasi didasarkan pada pendapatan. Dalam lingkungan
yang sangat kompetitif, perilaku etis terhadap pelanggan dan pemasok dapat
menyelinap ke bawah sebagai karyawan berebut untuk membawa lebih banyak
pekerjaan. Dalam industri yang stabil di mana menarik pelanggan baru tidak
masalah, karyawan tidak termotivasi untuk meletakkan etika internal mereka menyisihkan
untuk mengejar uang.
2. KESALING TERGANTUNGAN ANTARA
BISNIS DAN MASYARAKAT
Bumi
tempat kita berpijak, masih setia bekerja sama dan berkolaborasi dalam tim dan
secara tim dengan planet-planet lain, namun penghuninya kebanyakan telah
berjalan sendiri-sendiri.Mungkin ada sebagian masyarakat yang belum mengenali
apa itu etika dalam berbisnis. Bisa jadi masyarakat beranggapan bahwa berbisnis
tidak perlu menggunakan etika, karena urusan etika hanya berlaku di masyarakat
yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun etika hanya menjadi wilayah
pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku dan
banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri. Perusahaan juga sebuah organisasi
yang memiliki struktur yang cukup jelas dalam pengelolaannya. Ada banyak
interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan
begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan
sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun personal dalam
setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu
etika ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan
perusahaan itu sendiri Oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar
berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat. Dua pandangan
tanggung jawab sosial :
1.
Pandangan
klasik : tanggung jawab sosial adalah bahwa tanggung jawab sosial manajemen
hanyalah memaksimalkan laba (profit oriented) Pada pandangan ini manajer
mempunyai kewajiban menjalankan bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar
pemilik saham karena kepentingan pemilik saham adalah tujuan utama perusahaan.
2.
Pandangan
sosial ekonomi : bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukan sekedar
menghasilkan laba, tetapi juga mencakup melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan social. Pada pandangan ini berpendapat bahwa perusahaan bukan
intitas independent yang bertanggung jawab hanya terhadap pemegang saham,
tetapi juga terhadap masyarakat. Perilaku bisnis terhadap etika dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
ialah :
A.
Pengendalian
diri
B.
Pengembangan
tanggung jawab sosial (social responsibility)
C.
Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi
D.
Menciptakan
persaingan yang sehat
E.
Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”
F.
Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
G.
Mampu
menyatakan yang benar itu benar
H.
Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha
kebawah
I.
Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
J.
Menumbuh
kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakat.
3. KEPEDULIAN PELAKU BISNIS TERHADAP
ETIKA
Korupsi,
kolusi, dan nepotisme yang semakin meluas di masyarakat yang sebelumnya hanya
di tingkat pusat dan sekarang meluas 4 sampai ke daerah-daerah, dan
meminjam istilah guru bangsa yakni Gus Dur, korupsi yang sebelumnya di
bawah meja, sekarang sampai ke meja-mejanya dikorupsi adalah bentuk moral
hazard di kalangan ekit politik dan elit birokrasi. Hal
ini mengindikasikan bahwa di sebagian masyarakat kita telah terjadi krisis
moral dengan menghalalkan segala mecam cara untuk mencapai tujuan, baik
tujuan individu memperkaya diri sendiri maupun tujuan kelompok untuk eksistensi
keberlanjutan kelompok. Terapi ini semua adalah pemahaman, implementasi
dan investasi etika dan nilai-nilai moral bagi para pelaku bisnis dan para
elit politik. Dalam kaitan dengan etika bisnis, terutama bisnis berbasis
syariah, pemahaman para pelaku usaha terhadap ekonomi syariah selama ini
masih cenderung pada sisi "emosional" saja dan terkadang
mengkesampingkan konteks bisnis itu sendiri. Padahal segmen pasar dari
ekonomi syariah cukup luas, baik itu untuk usaha perbankan maupun asuransi
syariah. Dicontohkan, segmen pasar konvensional, meski tidak
"mengenal" sistem syariah, namun potensinya cukup tinggi.
Mengenai implementasi etika bisnis tersebut, Rukmana mengakui
beberapa pelaku usaha memang sudah ada yang mampu menerapkan etika bisnis
tersebut. Namun, karena pemahaman dari masing-masing pelaku usaha mengenai
etika bisnis berbeda-beda selama ini, maka implementasinyapun berbeda
pula, Keberadaan etika dan moral pada diri seseorang atau sekelompok
orang sangat tergantung pada kualitas sistem kemasyarakatan yang
melingkupinya. Walaupun seseorang atau sekelompok orang dapat mencoba
mengendalikan kualitas etika dan moral mereka, tetapi sebagai sebuah
variabel yang sangat rentan terhadap pengaruh kualitas sistem
kemasyarakatan, kualitas etika dan moral seseorang atau sekelompok orang
sewaktu-waktu dapat berubah. Baswir (2004) berpendapat bahwa pembicaraan
mengenai etika dan moral bisnis sesungguhnya tidak terlalu relevan bagi
Indonesia. Jangankan masalah etika dan moral, masalah tertib hukum pun
masih belum banyak mendapat perhatian. Sebaliknya, justru sangat lumrah di
negeri ini untuk menyimpulkan bahwa berbisnis sama artinya dengan
menyiasati hukum. Akibatnya, para pebisnis di Indonesia tidak dapat
lagi membedakan antara batas wilayah etika dan moral dengan wilayah hukum.
Wilayah etika dan moral adalah sebuah wilayah pertanggungjawaban pribadi.
Sedangkan wilayah hukum adalah wilayah benar dan salah yang harus
dipertanggungjawabkan di depan pengadilan. Akan tetapi memang itulah
kesalahan kedua dalam memahami masalah etika dan moral di Indonesia.
Pencampuradukan antara wilayah etika dan moral dengan wilayah hukum
seringkali menyebabkan kebanyakan orang Indonesia 5 tidak bisa membedakan
antara perbuatan yang semata-mata tidak sejalan dengan kaidah-kaidah etik dan
moral, dengan perbuatan yang masuk kategori perbuatan melanggar hukum.
Sebagai misal, sama sekali tidak dapat dibenarkan bila masalah korupsi
masih didekati dari sudut etika dan moral. Karena masalah korupsi sudah jelas
dasar hukumnya, maka masalah itu haruslah didekati secara hukum.
Demikian halnya dengan masalah penggelapan pajak, pencemaran lingkungan,
dan pelanggaran hak asasi manusia.
4.
PERKEMBANGAN
DALAM ETIKA BISNIS
Berikut perkembangan etika bisnis
1.
Situasi
Dahulu
Pada awal sejarah filsafat,
Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana
sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas
bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.
Masa
Peralihan: tahun 1960-an
ditandai pemberontakan terhadap
kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota
Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi
perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan
mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang
paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3. Etika Bisnis Lahir di AS: tahun
1970-an
sejumlah filsuf mulai terlibat
dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis
dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi
dunia bisnis di AS.
4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa:
tahun 1980-an
di Eropa Barat, etika bisnis
sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum
pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut
European Business Ethics Network (EBEN).
5. Etika Bisnis menjadi Fenomena
Global: tahun 1990-an
tidak terbatas lagi pada dunia
Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan
International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28
Juli 1996 di Tokyo.
5.
ETIKA
BISNIS DAN AKUNTANSI
Amerika
Serikat yang selama ini dianggap sebagai Negara super power dan juga kiblat
ilmu pengetahuan termasuk displin ilmu akuntansi harus menelan kepahitan.
Skandal bisnis yang terjadi seakan menghilangkan kepercayaan oleh para pelaku
bisnis dunia tentang praktik Good Corporate Governance di Amerika
Serikat. Banyak perusahaan yang melakukan kecurangan diantaranya adalah
TYCO yang diketahui melakukan manipulasi data keuangan (tidak mencantumkan
penurunan aset), disamping melakukan penyelundupan pajak. Global Crossing
termasuk salah satu perusahaan terbesar telekomunikasi di Amerika Serikat
dinyatakan bangkrut setelah melakukan sejumlah investasi penuh resiko. Enron
yang hancur berkeping terdapat beberapa skandal bisnis yang menimpa
perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat. Worldcom juga merupakan salah
satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat melakukan manipulasi
keuangan dengan menutupi pengeluaran US$3.8 milyar untuk mengesankan pihaknya
menuai keuntungan, padahal kenyataannya rugi. Xerox Corp. diketahui
memanipulasi laporan keuangan dengan menerapkan standar akunting secara keliru
sehingga pembukuan perusahaan mencatat laba US $ 1.4 milyar selama 5 tahun. Dan
masih banyak lagi.
Contoh
Kasus :
PANGKALAN KERINCI, JurnalRiau,Com- Akibat persaingan kurang
sehat pihak perusahaan kini melakukan berbagai cara untuk merekrut tenaga kerja
yang diiming-imingi kenaikan gaji.Berawal dari kekecewaan dengan management PT
Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), ratusan karyawan di masing-masing departemen
perusahaan kayu yang berbasis di Pangkalan Kerinci mengancam bakal hengkang
dari perusahaan dan hijrah Ke PT Indah Kiat.
Kekecewaan tersebut dikarenakan perusahaan ini telah ingkar
janji dengan para karyawan terkait bonus yang akan diberikan. Dimana sebelumnya,
para karyawan yang bekerja di PT RAPP diberikan janji oleh pihak management
dengan bonus kesejahteraan bila target perusahaan tercapai. Namun meski target
perusahaan telah tercapai empat bulan lewat, janji perusahaan yang akan
memberikan bonus pada karyawan tak kunjung terealisasi.
Alhasil, para karyawan yang merasa dikecewakan berniat untuk
hengkang dari perusahaan kayu milik Taipan Sukanto Tanoto itu. Tak tanggung -
tanggung, ada sekitar 80 persen karyawan dari masing-masing departemen yang
berencana akan hengkang ke PT Indah Kiat. Namun niat para karyawan agak sedikit
terhalang, pasalnya pihak perusahaan tak mau melepaskan begitu saja para
karyawannya.
Beberapa Top Management PT RAPP seperti David Ceer, Timo
Hakkinen, Elwan Jumandri dan Jhoni W Sida langsung datang ke lokasi di Grand
Hotel Pangkalan Kerinci, Sabtu (10/4) tempat beberapa karyawan PT RAPP akan
melakukan interview dengan PT. Indah Kiat.
Dari pantauan sendiri di lokasi kejadian, memang beberapa
orang dari pihak perusahaan berpakaian preman terlihat mondar-mandir di
lingkungan hotel. Salah seorang karyawan yang akan diinterview oleh PT Indah
Kiat di Pangkalan Kerinci dan wanti-wanti namanya minta dirahasiakan mengakui
kekhawatirannya. Pasalnya, dia bersama kawan-kawannya melihat sendiri bahwa
pihak perusahaan
PT. RAPP membawa security berpakaian seragam dan bebas
datang ke lokasi hotel."Jujur saja, kami ketakutan pak, soalnya management
membawa security satu truk dan preman untuk menjegal kami agar tak jadi
diinterview," pungkas salah satu karyawan yang enggan disebut
identitasnya.
Dilain sisi menanggapi hal ini secara pribadi pihak
Stokeholder Relations Manager PT.RAPP Wan Zak kepada JurnalRiau, Minggu petang
(11/04/2010) mengatakan, bahwa hal itu tidak benar, soal pengamcanam untuk hengkang
sudah kedua kali. Dan untuk keluar dari perusahaan karyawan tergantung
kesepakatan Mou kontrak kerja sebelumnya. Jadi tak segampang itu.
Adanya rumor interview oleh pihak perusahaan pulp PT. Indah
Kiat, bagi sejumlah karyawan HRD Riaupulp, menurut wan Zack, tindakan itu
merupakan persaingan bisnis yang tak sehat. Dan dinilai merusak etika bisnis,
"Selama ini karyawan kita telah mendapat ilmu pengetahuan dan bimtek, yang
cukup handal, kenapa tiba-tiba ada perusahaan yang merekrut dengan sistem persaingan
tak sehat..," ucap Wan Zak.
Sementara Humas Relation PT. Indah Kiat, Nurul Huda ketika
dihubungi via ponselnya Minggu petang (11/04/10) mengaku belum mengetahui hal
itu. Karena yang menghandel masalah adalah HRD.
Analisis
Disini ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh kedua
perusahaan diatas. Hal pertama adalah kesalahan yang dilakukan oleh PT.RAPP
(Riau Andalan Pulp and Paper ) yang sudah melanggar Prinsip Etika bisnis yaitu
prinsip kejujuran,prinsip keadilan dan prinsip tidak berbuat jahat dan berbuat
baik. Pada prinsip kejujuran, perusahaan sudah ingkar janji atau telah
melanggar perjanjian dengan para karyawan mengenai pemberian bonus jika target
perusahaan tercapai,, perjanjian yang disepakati bersama telah diabaikan oleh
PT.RAPP.
Pada prinsip keadilan , disini ada kaitanya dengan prinsip
kejujuran dimana perusahaan seharusnya memberikan sesuatu yang sudah menjadi
hak para karyawan tersebut, di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi
yang sama nilainya. Dan yang terakhir yaitu Prinsip tidak berbuat jahat dan
berbuat baik dimana pada kasus ini yang diuntungkan hanya satu pihak yaitu
pihak PT.RAPP. padahal akan lebih baik jikakedua belah pihak merasa diuntungkan
yaitu perusahaan mencapai targetnya dan para karyawan mendapatkan apa yang
seharusnya menjadi hak mereka. Jika saja perusahaan lebih memperhatikan
kesejahteraan karyawan secara keseluruhan maka hal – hal yang tidak diinginkan
seperti artikel diatas tidak akan terjadi.
Dan untuk PT.Indah kiat sebaiknya jika permasalahan antara
PT.RAPP dan para karyawannya belum diketahui secara pasti akan lebih baik jika
PT.Indah kiat untuk tidak mengambil keuntungan dari konflik tersebut namun hal
ini belum diketahui secara pasti karena dari pihak PT. Indah kiat belum ada
informasi pasti mengenai perekrutan karyawan PT.RAPP.
Sumber :
http://pustakamanajemen.wordpress.com/2012/04/19/prinsip-prinsip-etika-bisnis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar