Selasa, 29 Maret 2016

STANDAR PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN SERTA PENERAPAN IFRS



Standar Pelaporan dan Pengungkapan Serta Penerapan IFRS

Perkembangan Pengungkapan
            Pada perkembangan sistem pengungkapan ini sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya. Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.
            Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.

Peraturan Kewajiban-Kewajiban Pengungkapan
            Sebagai landasan perlindungan investor, SEC AS Menkeu Jepang dan COSOB Italia, bersama dengan badan pembuat peraturan pemerintah membebankan kewajiban pengungkapan kepada perusahaan domestic maupun asing yang mengupayakan meraih akses ke dalam pasar bursa, dengan tujuan menjamin para investor agar memperoleh pengungkapan minimum yang memungkinkan untuk menilai kinerja masa lalu ataupun prospek perusahaan.
Kewajiban-Kewajiban SEC
Perdagangan sekuritas pada bursa terkelola diatur oleh Securities Exchange Act (SEC).
Perusahaan non-AS terkena peraturan dan pengungkapan SEC bila terjadi kondisi:
a.       Perusahaan menerbitkan sekuritas untuk penjualan perdana kepada public AS
b.      Perusahaan ingin memperdagangkan sekuritas yang masih beredar pada suatu bursa terkelola di AS
c.       Saham perusahaan diperdagangkan diluar pasar terkelola AS tetapi perusahaan memiliki asset lebih dari $ 1 juta, lebih dari 500 pemegang saham di seluruh dunia, dan dari jumlah tersebut 300 atau lebih berdiam di AS.

Pengecualian utama bagi koorperasi asing berhubungan dengan hal sebagai berikut:
1.      Laporan keuangan koorperasi non-AS harus memiliki kandungan informasi yang sama dengan laporan keuangan koorperasi domestik kecuali mengandung rekonsiliasi terhadap berbagai variasi yang signifikan dari GAAP AS dan Regulation S-X.
2.      Kecuali kalau rekonsiliasi penuh dengan GAAP AS diwajibkan, hanya informasi pendapatan per lini bisnis atau segmen geografis perlu diungkapkan.
3.      Pemberian gaji kepada direktur perusahaan non-AS tidak perlu diungkapkan.
4.      Pengungkapan transaksi material perusahaan diperlukan hanya jika diwajibkan oleh hokum negara asal atau telah diinformasikan sebelumnya.
5.      Pengungkapan yang diwajibkan oleh GAAP AS tetapi tidak diwajibkan oleh GAAP Luar negeri tidak perlu diberikan, kecuali informasi tersebut signifikan.

Praktik Pelaporan Dan Pengungkapan 
            Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada :
  1. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan “Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup :
  • Ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya.
  • Informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah.
  • Laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.
  • Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.
  1. Pengungkapan Segmen
            Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.
  1. Laporan arus kas dan arus dana IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.
  2. Pengungkapan tanggung jawab sosial Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum. Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.
  3. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :
·         Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang non domestic
·         Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi
·         Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.

IFRS (EROPA, ASIA dan AMERIKA)

IFRS Dalam Uni Eropa
            Pada tahun 2002, Uni Eropa menyetujui sebuah aturan akuntansi yang mengharuskan semua perusahaan Uni Eropa yang terdaftar dalam sebuah pasar resmi untuk mengikuti IFRS dalam laporan keuangan gabungan merek, dimulai pada tahun 2005. Negara-negara anggota dibebaskan untuk memperluas persyaratan ini bagi semua perusahaan, bukan hanya perusahaan yang terdaftar termasuk laporan keuangan perusahaan lain.
Laporan Keuangan
            IFRS pada laporan keuangan terdiri atas neraca gabungan, laporan laba rugi, laporan kas, laporan perubahan ekuitas (atau laporan laba rugi dan pengeluaran yang diakui), dan catatan penjelasan . Ungkapan catatan harus mencakup : Kebijakan Akuntansi yang diikuti, Penilaian yang dibuat oleh manajemen dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang penting dan asumsi utama mengenai masa depan dan sumber-sumber penting tentang ketidakpastian estimasi
Patokan Akuntansi
            Semua kombinasi bisnis dalam IFRS dianggap sebagai pembelanjaan. Goodwill merupakan perbedaan antara harga pasar dari pertimbangan yang ada dan harga pasar dari asset cabang, kewajiban, dan kewajiban bersyarat. Goodwill diuji setiap tahun untuk memeriksa penurunan nilainya. Goodwill yang negative harus segera diakui dalam pendapatana. Entitas-entitas yang dikontrol bersama-sama bisa dibukukan, baik untuk gabungan yang prprorsional (lebih dipilih) atau metode ekuitas. Penanaman modal dalam perusahaan gabungan dibukukan dengan metode ekuitas.
            Translasi laporan keuangan dari operasi asing didasarkan pada konsep mata uang fungsional. (a) Jika entitas asing memiliki mata uang fungsional yang berbeda dari mata uang dalam laporan perusahaan induk, maka laporan keuangannya akan ditranslasikan dengan menggunakan metode tarif yang ada dengan penyesuaian hasil translasi yang dicakup dalam ekuitas pemegang saham. (b) Jika entitas asing memiliki mata uang fungsional yang sama dengan mata uang laporan perusahaan induk, laporan keuangan ditranslasikan sebagai berikut : Tingkat akhir tahun untuk artikel moneter, Tingkat bursa berdasarkan tanggal transaksi untuk artikel non-moneter yang diterima pada nilai perolehan dan Tingkat bursa berdasarkan tanggal penilaian untuk artikel non-moneter yang diterima pada nilai wajar. Penyesuaian translasi dimasukkan dalam pendapatan periode yang sedang berjalan. (c) Jika entitas asing memiliki mata uang fungsional dari sebuah ekonomi dengan inflasi yang sangat tinggi, laporan keuangannya pertama kali diulangi untuk efek inflasi, selanjutnya ditranslasikan dengan menggungakan metode tariff yang  telah dijelaskan sebelumnya.
            Aset dinilai berdasarkan harga perolehan atau harga pasar. Jika metode harga pasar yang digunakan , revaluasi (penilaian kembal asset tetap) harus digunakan secara teratur dan semua barang dari kelas tertentu harus dinilai kembali.
            Pinjaman keuangan dikapitalsisai dan diamirtisasi , sementara pinjaman operasional dibebankan pada dsar yang sistematis , biasanya membayar utang pinjaman pada dsar garis lurus. Biaya untuk memberikan keuntungan bagi pegawai diakui dalam periode di mana keuntungan didapatkan oleh pegawai bukan ketika keuntungan dibayarkan kepada pegawai.

IFRS Dalam Asia
            Berawal dari adanya proposal di 10th World Congress of Accountants, beberapa asosiasi/ikatan profesional di bidang akuntansi dan audit yang berasal dari 9 negara membentuk IASC (International Accounting Standards Committee) pada tahun 1973. IASC dalam perjalanannya menjadi IFRS Foundation sebagai entitas yang mengelola impelementasi IFRS saat ini. Kesembilan negara penggagas IASC adalah Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Amerika Serikat, Inggris & Irlandia, Jepang, Belanda, dan Meksiko.
            Bagi ki ta yang tinggal di Indonesia, adalah tepat untuk mengenali perkembangan implementasi IFRS di negara Jepang dengan beberapa alasan sebagai berikut. Pertama, Jepang merupakan salah satu negara penggagas IFRS. Kedua, Jepang merupakan negara di wilayah Asia yang pada dasarnya memiliki kultur dan lingkungan yang relatif terkait. Dan ketiga, dengan mendasarkan diri pada hipotesa bahwa implementasi IFRS membutuhkan kesiapan yang cukup maka Jepang sebagai negara maju diharapkan dapat menjadi benchmark bagi Indonesia.
            IFRS di Jepang telah diterbitkan pada tahun 2009 yang lalu yang menyatakan bahwa adopsi IFRS secara mandatori/keharusan di Jepang akan dimulai di tahun 2015 atau 2016. Keputusan final tentang hal tersebut akan dibuat di tahun 2012-an. Sejauh ini laporan keuangan konsolidasian berlandas IFRS diperkenankan untuk perusahaan-perusahaan yang memenuhi persyaratan tertentu (disebut “Specified Companies”). Sementara itu, laporan keuangan mandiri disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Jepang (PWC menyebutnya “Japanese GAAP).
            Di tahun 2012 ini, sudahkah pemerintah Jepang mengumumkan adopsi IFRS sebagai mandatori? Tidak perlu menunggu tahun 2012, yang terjadi adalah di bulan Juni 2011 pemerintah Jepang menetapkan untuk menunda adopsi IFRS secara mandatori yang sedianya akan mulai tahun 2015 atau 2015 (The Accountant, 2011). Lebih lanjut The Accountant (2011) menyebutkan beberapa alasan ketetapan tersebut. Satu, terjadinya biaya tambahan bagi perusahaan-perusahaan Jepang yang telah memperjuangkan penerapan IFRS. Dua, peristiwa gempa bumi dan tsunami menjadikan para pebisnis menolak untuk menerima tahun 2015/15 sebagai batas waktu penerapan IFRS karena hal tersebut akan menyebabkan kebutuhan investasi dan biaya administrasi tambahan bagi perusahaan-perusahaan yang terkena bencana tsb. Pernyataan lanjutan terkait dengan adopsi IFRS secara mandatori, dalam hal pemerintah Jepang nantinya memutuskan untuk mensyaratkan adopsi IFRS maka akan diperlukan periode transisi antara 5 sampai dengan 7 tahun untuk memungkinkan perusahaan punya waktu cukup bersiap diri dengan standar pelaporan yang baru.
            Langkah baru yang kemudian diambil pemerintah Jepang terkait dengan adopsi IFRS adalah mencermati perkembangan konvergensi/adopsi IFRS oleh negara Amerika Serikat. Jika pada akhirnya Amerika Serikat mengadopsi IFRS, maka Jepang akan mengambil keputusan lebih lanjut berdasar keputusan Amerika Serikat tersebut.

IFRS Dalam Amerika
            Tidak sampai satu tahun dari penerbitannya, IFRS 15 yang telah dinanti-nanti kehadirannya oleh banyak pihak kini akan ditunda tanggal efektifnya oleh IASB. Pada tanggal 28 April 2015 lalu IASB telah memutuskan untuk menerbitkan exposure draft yang bertujuan untuk menunda tanggal efektif IFRS 15 dari 1 Januari 2017 menjadi 1 Januari 2018.
            IFRS 15 sebagai standar pamungkas pengakuan pendapatan merupakan buah cinta dari program konvergensi IASB dan US FASB. IFRS 15 atau ASU 606 di Amerika Serikat diterbitkan identik pada tanggal 28 Mei 2014. Standar ini sedianya akan menjadi jembatan dalam memuluskan langkah penerapan IFRS di Amerika Serikat. Standar ini sering dibanggakan oleh banyak pihak sebagai keberhasilan IASB dan US FASB bekerjasama, diluar kegagalan yang terpaksa mereka akui dalam menciptakan standar bersama seperti kasus asuransi dan instrumen keuangan.
            IASB (bersama US FASB) sadar betul bahwa tidak akan mudah untuk menerapkan standar ini. Suatu standar akuntansi pengakuan pendapatan tunggal yang berbasis prinsip, tentunya berpotensi untuk dipertanyakan oleh banyak pihak, khususnya para pemangku kepentingan di Amerika Serikat yang selama ini telah terbiasa dengan standar akuntansi berbasis pengaturan yang sangat rigid dan detil.
            Oleh karena itu, seiring dengan penerbitan IFRS 15, keduanya juga sepakat untuk membentuk suatu kelompok kerja bersama yang dinamakan Transition Resource Group (TRG). Anggota TRG sebanyak 27 orang berasal dari berbagai negara termasuk Kanada, Brazil, Inggris dan Jepang namun memiliki ketua berasal dari IASB dan wakil ketua berasal dari US FASB. Rapat pertama TRG dilakukan pada bulan Juli 2014, dan sejak itu TRG telah bertemu beberapa kali membahas permasalahan implementasi standar ini.
Langkah ini sesungguhnya menjadi suatu milestone penting dalam hubungan antar kedua badan penyusun standar, karena belum ada preseden pembentukan suatu kelompok kerja yang salah satu tujuannya adalah untuk memuluskan penerapan suatu Standar. Tugas utama TRG yang dianggotai oleh pakar serta praktisi akuntansi dari berbagai bidang sesungguhnya adalah untuk mengidentifikasi potensi isu-isu penerapan IFRS 15, dan menyampaikan isu-isu tersebut kepada IASB (dan US FASB).
Hasil diskusi TRG pula lah yang menjadi alasan mengapa IASB berniat untuk menunda tanggal efektif IFRS 15. Sebagai bagian dari tugasnya, TRG telah mengidentifikasi beberapa isu penerapan IFRS 15 yang berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari apabila tidak diberikan penjelasan lebih lanjut. Isu-isu tersebut yang umumnya berasal dari Amerika Serikat itu adalah mengenai:
1.      Penggunaan kebijaksaan dalam transisi penerapan – terkait modifikasi kontrak dan kontrak yang telah diselesaikan.
2.      Penyajian pajak penjualan – bruto atau neto.
3.      Pertimbangan atas pendapatan non-kas.
4.      Pertimbangan atas kolektabilitas.
5.      Pertimbangan atas konsep agen dan prinsipal.

Pemunduran tanggal efektif : Bukti kedigdayaan Amerika Serikat?
            Sebelumnya, US FASB telah mengeluarkan proposes ASU 606 untuk menunda penerapan standar ini selama satu tahun. Dalam proposed ASU tersebut (setara dengan exposure draft) US FASB mengaku mendapatkan banyak masukan dari para pemangku kepentingan di Amerika Serikat untuk menunda penerapan standar ini. Keputusan US FASB ini mempengaruhi IASB yang menganggap tanggal efektif penerapan standar ini sebaiknya sejalan dengan penerapan di Amerika Serikat.
            Keputusan IASB mengekor keputusan US FASB untuk turut menunda berlakunya standar ini bukanlah suatu kejutan besar. Terlepas dari sikap Amerika Serikat yang belum jelas untuk mengadopsi IFRS, namun US FASB adalah dewan standar yg disegani oleh IASB dan memiliki pengaruh besar. Sulit membayangkan IASB akan mengambil sikap serupa bila Indonesia misalnya yg memutuskan menunda penerapan IFRS 15.
            Walaupun IFRS 15 menuai banyak tantangan di Amerika Serikat, namun beberapa negara malah berniat untuk menerapkan dini standar ini. Salah satu alasan mungkin karena potensi benefit penerapan konsep pengakuan pendapatan yang ada di IFRS 15, dibandingkan dengan konsep-konsep yang berlaku sekarang pada IAS 18 Revenue atau IFRIC 15 Agreements from the Constuctions of Real Estate (keduanya dicabut oleh IFRS 15). Sebagai contoh, industri real estat di kawasan Asia sudah sangat menantikan IFRS 15 yang akan menggantikan konsep pengakuan pendapatan di IFRIC 15.
            Melihat FASB dan IASB saat ini sejalan untuk menunda penerapan IFRS 15, kemungkinan besar negara-negara lain akan setuju dengan proposal ini. Walaupun opsi penerapan dini masih melekat dalam IFRS 15 versi kini maupun versi yang akan ditunda tanggal efektifnya nanti, tapi apakah akan ada yg berani untuk menerapkannya lebih dini? Apalagi sang penyusun standar sendiri pun sepertinya ragu dengan penerapannya? Apakah mungkin kini orang-orang akan menutup mata dengan adanya potensi isu-isu penerapan IFRS 15, sebagaimana diidentifikasi oleh TRG, dan atas potensi bahwa mungkin isu-isu tersebut juga berpotensi relevan bagi mereka?
            Di kesempatan pertemuan IFASS (International Forum of Accounting Standard Setters) yang diadakan di Dubai bulan Maret yang lalu, bahkan India sempat menyuarakan rencananya untuk menerapkan IFRS 15 secara lebih dini. Sesungguhnya wacana penundaan ini malah membuat bingung publik yang sudah bersiap-siap memilih untuk segera menerapkan standar ini. Mengutip komentar salah satu peserta di pertemuan tersebut “sesungguhnya yang diinginkan publik sekarang adalah kepastian dan kejelasan”.

Referensi :
Sukarmanto, Edi; 2015; Penyeragaman Standar Akuntansi Internasional, Kinerja, Vol.3 Oktober.

http://etw-accountant.com/category/ifrs-convergence-issues. (Diakses Pada 28 Maret 2016. 15:20 WIB)

http://www.scribd.com/doc/83847288/Pelaporan-Dan-Pengungkapan-Akuntansi-Internasional#scribd. (Diakses Pada 28 Maret 2016. 15:40 WIB)

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill matakuliah Akuntansi Internasional
Dosen  : Jessica Barus SE., MMSI
Nama   : N.Anwar
Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar