Judul : POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM MENGANGKAT
PEREKONOMIAN INDONESIA
PENDAHULUAN
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Dalam tulisan ini penulisa akan
membahas tentang Potensi Kelautan Dan Perikanan Dalam Mengangkat
Perekonomian Indonesia. Memang kalau kita membahas tentang kelautan dan perikanan
sudah sangat familiar di pikiran kita, dari berbagai informasi media masa
maupun dari media cetak sudah sangat sering diungkapkan karena memang dua hal
ini pengaruh nya sangat besar bagi perekonomian Indonesia.
Negara kita yang memang merupakan
Negara kepulauan yang sangat besar, dua per tiga wilayah kita adalah perairan,
jadi menurut saya peluang usaha yang berdampak bagi masyarakat maupun untuk
Negara sangat besar dari sektor perikanan dan kelautan ini. Bebagai lapangan
pekerjaan tersedia untuk sektor kelautan dan perikanan ini, bahkan menurut saya
pengangguran yang marak di Indonesia ini bisa dikurangi bahkan kalau bisa di
habiskan dengan sektor ini.
Jadi seharusnya kita sebagai warga
Negara Indonesia harus pintar-pintar dalam memanfaatkan peluang ini, karna
kalau tidak kita yang memanfaatkan maka banyak orang asing yang akan mengambil
lahan perekonomian ini. Oleh sebab itu penulis sengaja mengambil tema ini agar
kita sadar akan kekayaan alam di Negara kita ini sangat melimpah, dan dengan sektor
ini pula kita dapat menambah pemasukan untuk Negara kita.
ISI
Sumberdaya dan potensi Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan
alam yang luar biasa banyaknya. Luas laut Indonesia dua pertiga dari
daratannya. Total luas laut Indonesia adalah 3,544juta km2 (Perikanan dan
kelautan dalam angka,2010). Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang
kedua didunia setelah Kanada dengan panjang 104 ribu km (Bakokorsunal, 2006).
Selain garis pantai yang panjang, Indonesia memiliki jumlah pulau terbanyak
yaitu 17.504 pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke (kemendagri, 2008).
Maka, dengan gambaran sumberdaya alam yang melimpah di laut dan pesisir sudah
selayaknya pembangunan Indonesia berorientasi pada maritim.
Dalam sektor perikanan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar.
Potensi sumberdaya perikanan baik perikanan tangkap, budidaya laut, perairan
umum dan lainnya diperkirakan mencapai US$ 82 miliar per tahun.
Potensi perikanan tangkap mencapai US$ 15,1 miliar per tahun, potensi budidaya
laut sebesar US$ 46,7 miliar per tahun, potensi peraian umum sebesar US$ 1,1
miliar per tahun, potensi budidaya tambak sebesar US$ 10 miliar per tahun,
potensi budidaya air tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi
bioteknologi kelautan sebesar US$ 4 miliar per tahun. Potensi tersebut masih
dari sumdaya alam belum termasuk produk lebih lanjut.
Perikanan juga memberikan lapangan kerja yang tidak kecil. Sektor
perikanan mampu menyerap tenaga kerja langgung sebanyak 5,35 juta orang yang
terdiri dari 2,23 juta nelayan laut,0,47 juta nelayan perairan umum,dan 2,65
juta pembudi daya ikan. Sedangkan orang yang bergantung pada sector perikanan
dari hulu (penangkapan dan budidaya) sampai hilir (industry, perdangan, jasa,dll)
cukup banyak yaitu 10,7 juta.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) nilai ekspor
perikanan Indoneisa dari tahun ketahun cenderung meningkat. Ditahun 2009 nilai
ekspor perikanan Indonesia mencapai 2,5 millar USD dan ditahun 2010 meningkat
menjadi 2,8 millar USD. Selain itu angka konsumsi ikan perkapita Indonesia juga
semakin meningkat. Ditahun 2009 konsumsi ikan masyarakat Indonesia mencapai 29,
08 kg perkapita/thn dan meningkat ditahun 2010 menjadi 30, 48 kg perkapita/thn.
Hal ini menunjukkan bahwasanya masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya
kebutuhan protein khususnya hewani.
Berdasarkan berbagai potensi perikanan Indonesia dan peluang yang
dapat dicapai maka sudah selayaknya pemerintah menitik beratkan pembangunan
perikanan demi kesejahteraan bangsa. Diharapkan dengan pembangunan perikanan
yang berkelanjutan mampu mendongkrak perekonomian nasional dan mengentaskan
rakyat dari garis kemiskinan.
Peluang Dan
Dampaknya Bagi Perekonomian Indonesia
KKP News || Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo
mengatakan, Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara dengan tingkat
perekonomian terbesar ke-7 di dunia pada 2030 mendatang.
“ Saya berkeyakinan, prediksi itu bisa diwujudkan jika
kekuatan ekonomi kita bertumpu pada empat prioritas yang harus
dilakukan yakni ,perikanan, jasa, pertanian, dan sumber daya
alam,” kata Sharif dalam acara Chief Editor Meeting (CEM)
dengan pemimpin redaksi sejumlah media massa di Jakarta, Selasa
(6/11).
Terkait sektor perikanan, Sharif menjelaskan, KKP terus
berupaya mendorong produktivitas kelautan dan perikanan secara optimal dan
berkelanjutan sehingga mampu menjadi penggerak utama perekonomian
nasional. Pasalnya, sektor perikanan Indonesia memiliki potensi besar
sebagai produk unggulan ekspor. Dengan sumber daya laut yang sangat luas,
Indonesia bisa menjadi negara produsen di bidang perikanan.
KKP kian mengedepankan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan lewat konsepsi ekonomi
biru (blue economy). Konsepsi blue economy bertujuan untuk menghasilkan
pertumbuhan ekonomi dari sektor kelautan dan perikanan, sekaligus menjamin
kelestarian sumberdaya serta lingkungan pesisir dan lautan.
Ia mengatakan program industrialisasi perikanan yang
dilakukan pemerintah telah berjalan secara optimal. "Pemerintah
mengharapkan pelaku usaha di sektor perikanan dan kelautan dan swasta
turut membantu dalam upaya mengakselerasi industrialisasi perikanan,
sehingga rantai pasok dari hulu sampai hilir menjadi lebih
terintegrasi," ujarnya. Industrialisasi kelautan dan perikanan
dilakukan dengan tujuh pendekatan yakni, menyiapkan konektivitas dan
infrastruktur, meningkatkan investasi, iptek, sdm, mutu dan keamanan
produk serta penataan dan pengembangan kawasan sentra produksi.
Sharif menjelaskan, perikanan budidaya dapat terus kita
tingkatan produksinya karena kita telah memiliki teknologi, peralatan baru
maupun probiotik sehingga laju produksinya dapat dilakukan secara optimal.
“Perikanan budidaya menjadi primadona KKP untuk terus
ditingkatkan produktivitasnya. Lantaran stok perikanan tangkap cenderung
mengalami stagnasi,” ungkapnya
Tercatat, sampai dengan triwulan II 2012 produksi perikanan
budidaya mencapai 10,89 juta ton atau 73,28 persen dari dari target
tahun 2012 sebesar 14,86 juta ton. “Diperkirakan akhir tahun ini produksi
perikanan budidaya mampu menembus angka 14, 8 juta ton yang dilakukan
melalui revitalisasi perikanan budidaya,”sambungnya.
Laju pertumbuhan PDB perikanan berdasarkan tren sejak 2009,
diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibanding dua tahun sebelumnya.
Berdasarkan data KKP, laju pertumbuhan PDB perikanan adalah 4,53
persen pada tahun 2011 dan 5,05 persen pada tahun 2012 hingga triwulan
III. Sedangkan target pertumbuhan PDB perikanan adalah 6,85 persen pada
2012, 7 persen pada 2013, dan 7,25 persen pada 2014. Menurut dia,
ekspor hasil perikanan pada saat ini telah mengarah kepada produk bernilai
tambah dan mengalami kenaikan nilai ekspor pada Januari-Juli 2012 sebesar
14,69 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. KKP menargetkan
pada 2012 nilai ekspor hasil perikanan 4,2 miliar dolar AS.
Kendati demikian, Sharif mengakui, memang terjadi penurunan
pangsa pasar utama yakni AS, Jepang, dan Uni Eropa sebagai salah satu
dampak resesi global, tetapi pangsa pasar potensial lainnya cenderung
meningkat sebagai salah satu dampak dari diplomasi dan promosi pemasaran
hasil perikanan. Hal itu juga didukung dengan peningkatan jumlah UPI yang
memenuhi persyaratan ekspor di negara tujuan utama dan terjadi diversifikasi
pasar tujuan ekspor
Sejalan dengan itu, KKP telah menetapkan 9 target
indikator kinerja utama (IKU) pembangunan kelautan dan perikanan pada
2013. Adapun kinerja utama tersebut yaitu, pertama pertumbuhan PDB
perikanan sebesar 7 persen, kedua produksi perikanan sebesar 18,49 juta
ton, ketiga nilai ekspor hasil perikanan sebesar 5 miliar dolar AS,
keempat konsumsi ikan per kapita sebesar 35,14 kg/kapita/tahun.
Kelima, nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan sebesar 112.
Keenam jumlah kasus penolakan eskpor hasil perikanan kurang dari 10 kasus,
ketujuh luas kawasan konservasi laut dan perairan yang dikelola secara
berkelanjutan seluas 3,467 juta ha. Kedelapan. Jumlah pulau-pulau kecil
termasuk pulau kecil terdepan yang dikelola sebanyak 60 pulau. Terakhir,
menurunnya persentase wilayah perairan bebas IUU Fishing dan kegiatan yang
merusak sebesar 41 persen.
Sebelumnya, laporan McKinsey Global Institute pada September
2012 menyebutkan bahwa Indonesia akan dapat mengalahkan Inggris dan
menjadi negara perekonomian terbesar ketujuh pada 2030. Tercatat, selama
sepuluh tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi dengan
volatilitas terendah dibandingkan negara-negara OECD dan BRIC.
Namun, menurut laporan tersebut, Indonesia baru dapat
mencapainya bila negara itu dinilai dapat mengatasi kebijakan
proteksionismenya yang kronis, regulasinya yang berbelit-belit, dan
kondisi buruk baik dalam hal infrastruktur maupun transportasi yang
dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi. Dalam 15 tahun mendatang, kelas
konsumen global diestimasikan mencapai 1,8 miliar orang yang mayoritas
berada di Asia sehingga akan meningkatkan permintaan sumber daya dan
komoditas Indonesia.
Menurut
Menteri Kelautan dan Perikanan yang diwakili Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) Rizald Max Rompas, ketika
membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Balitbang KP di Manado Provinsi Sulawesi
Utara, kemarin (18/03/2013), potensi perikanan tangkap mencapai 6,5 juta ton
ikan/tahun, potensi lahan budidaya laut lebih dari 12 juta ha.
Selain itu,
70% dari 60 cekungan migas Indonesia berada di laut dengan cadangan minyak bumi
9,1 miliar barrel. Bahkan, sekitar 80% industri dan 59% kota berada di wilayah
pesisir.
Begitu pun
dengan pariwisata, sebagian besar obyek wisata terkait dengan potensi pantai
dan keindahan laut. “Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila hasil studi
menyebutkan bahwa total potensi ekonomi laut Indonesia diperkirakan US$1,2
trilliun per tahun,” papar Rompas.
Menurut
lembaga studi ternama McKinsey Global Institute, dalam laporannya The Archipelago Economy: Unleashing
Indonesia's Potential menyebutkan bahwa sektor perikanan merupakan
salah satu sektor utama yang akan menghantarkan Indonesia sebagai negara yang
maju perekonomiannya pada 2030. Di mana pada tahun itu, ekonomi Indonesia akan
menempati posisi ke-7 Ekonomi Dunia, mengalahkan Jerman dan Inggris,” katanya.
Saat ini
lanjut Rompas, perekonomian Indonesia di sektor perikanan (tidak termasuk
kelautan), memiliki ukuran ekonomi (economic size) cukup besar. Data BPS di
tahun 2012 menunjukkan besarnya aktivitas ekonomi sektor perikanan mencapai Rp
255,3 triliun. Angka ini akan semakin meningkat di masa depan, dengan asumsi
terjadinya peningkatan pertumbuhan ekonomi dari sektor perikanan.
Sektor
perikanan pada 2011 dan 2012 tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Pada
2012, perekonomian nasional tumbuh sebesar 6,2% dan sektor perikanan tumbuh
sebesar 6,5%. “Oleh karena itu, guna mendorong percepatan pembangunan sektor
kelautan dan perikanan, dengan mengedepankan empat pilar strategi pembangunan
sosial-ekonomi, yaitu pro-growth,
pro-poor, pro-job, dan pro-environment,
KKP melaksanakan kebijakan percepatan industrialisasi kelautan dan perikanan,”
jelasnya.
Dalam
pelaksanaan pembangunan 2012, KKP mampu melaksanakan berbagai program dengan
baik. Beberapa indikator makronya adalah pertumbuhan PDB Perikanan tahun
2011-2012 mencapai 6,48%.Pertumbuhan PDB perikanan tersebut lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan PDB nasional sebesar 6,23% dan jauh di atas
pertumbunan PDB pertanian yang hanya 3,97%.
Produksi
perikanan 2012 mencapai 15,26 juta ton, dimana produksi perikanan tangkap
menyumbang 5,81 juta ton dan perikanan budidaya 9,45 juta ton. Capaian produksi
perikanan ini telah melampaui target 2012 yakni 14,86 juta ton. “Produksi garam
rakyat pada 2012 sebesar 2,02 juta ton atau 153,03% dari target yang telah
ditetapkan. Pada 2012 tersebut tercapai swasembada produksi garam konsumsi,”
jelas Rompas.
Indikator
lain, lanjut Rompas, terlihat pada nilai ekspor hasil perikanan 2012 mencapai
US$3,93 miliar atau naik 11,62% dibanding tahun sebelumnya, sedangkan nilai
impor hasil perikanan menurun sebesar 15,43%. Data ini menunjukkan terjadi
surplus neraca perdagangan perikanan sebesar US$3,52 miliar atau 81,11% di saat
neraca perdagangan nasional menunjukkan defisit sebesar US$-1,33 miliar.
Tingkat
konsumsi ikan per kapita juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan,
pada 2010-2012 rata-rata naik sebesar 5,44% per tahun. “Pada 2012, capaian
tingkat konsumsi ikan mencapai 33,89 kg/kapita atau sebesar 102,26 % dari
target yang telah ditetapkan tahun sebelumnya sebesar 33,14 kg/kapita,”
jelasnya.
Dari apa yang di jelaskan di atas kita sudah bisa mengetahui
bahwa peluang bagi Negara kita dari sektor perikanan dan kelautan sangatlah
besar, dari sini pula kita bisa bersaing dengan Negara-negara besar lainnya
dalam perikanan dan kelautan. Sehingga Negara kita tidak mudah tunduk dan
selalu mengikuti apa yang Negara-negara kuasa itu tetapkan.
Peluang Bagi Masyarakat
Muangkin sudah tidak bisa di ungkiri
lagi kalau peluang bagi masyarakat dalam bidang perikanan dan kelautan sangat
lah besar, hampir semua wilayah di Indonesia dapat di manfaat kan oleh
masyarakat sekitar dalam menambah atau meningkatkan taraf hidup mereka sesuai
dengan apa yang mereka inginkan.
Dari setiap wilayah yang berdekatan dengan laut dapat
masyarakat jadikan sebagai mata
pencaharian untuk kehidupan mereka, dengan berbagai model usaha yang tersaji
oleh alam tersebut. Mereka bisa sebagai nelayan, bisa sebagai pelayan, pedagang
dan penghasil jasa lainnya saat daerah tempat mereka tinggal dijadikan sebagai
tempat wisata oleh pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat.
Semua peluang pekerjaan bagi masyarakat tersebut harus di
manfaatkan dengan sebaik-baiknya agar dapat menghasilkan penghasilan atau
pendapatan bagi masyarakat itu sendiri dan bagi Negara kita juga. Oleh karena
itu disini juga dibutuhkan peran pemerintah untuk membantu semua hal yang
dibutuhkan masyarakat dalam membangun perekonomian mereka.
PENUTUP
Dari apa
yang dijelaskan di atas kita dapat mengetahui pentingnya kedua lahan usaha ini
dalam membantu perekonomian Negara maupun perekonomian masyarakat. Dari
berbagai peluang usaha yang berpengaruh bagi perekonomian banyak kita temukan pada
sektor ini mulai dari tempat nya seperti laut, pulau dan lain-lain sampai pula
isinya seperti ikan, terumbu karang dapat kita manfaatkan manjadi lahan usaha
bagi masyarakat kita.
Dari
setiap lahan usaha di atas kita sebagai warga Negara Indonesia harus bekerja
sama dari masyarakat itu sendiri dan juga pemerintah dalam memelihara, menjaga
dan memanfaatkan potensi dari kelautan dan perikanan yang kita miliki, agar
kita dapat memaksimalkan peluang usaha ini menjadi sebuah input ekonomi untuk
masyarakat dan Negara kita. Jadi apa yang kita tunggu lagi, ayo lah bekerjasama
dalam memajukan perekonomian bangsa dan Negara kita.
Terimakasih……
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Daftar Isi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar