Selasa, 23 April 2013

TULISAN ke 4-TUGAS SOFT SKILL PEREKONOMIAN INDONESIA



Judul : POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM MENGANGKAT PEREKONOMIAN INDONESIA
PENDAHULUAN
                        Assalamualaikum Wr. Wb.
Dalam tulisan ini penulisa akan membahas tentang Potensi Kelautan Dan Perikanan Dalam Mengangkat Perekonomian Indonesia. Memang kalau kita membahas tentang kelautan dan perikanan sudah sangat familiar di pikiran kita, dari berbagai informasi media masa maupun dari media cetak sudah sangat sering diungkapkan karena memang dua hal ini pengaruh nya sangat besar bagi perekonomian Indonesia.
Negara kita yang memang merupakan Negara kepulauan yang sangat besar, dua per tiga wilayah kita adalah perairan, jadi menurut saya peluang usaha yang berdampak bagi masyarakat maupun untuk Negara sangat besar dari sektor perikanan dan kelautan ini. Bebagai lapangan pekerjaan tersedia untuk sektor kelautan dan perikanan ini, bahkan menurut saya pengangguran yang marak di Indonesia ini bisa dikurangi bahkan kalau bisa di habiskan dengan sektor ini.
Jadi seharusnya kita sebagai warga Negara Indonesia harus pintar-pintar dalam memanfaatkan peluang ini, karna kalau tidak kita yang memanfaatkan maka banyak orang asing yang akan mengambil lahan perekonomian ini. Oleh sebab itu penulis sengaja mengambil tema ini agar kita sadar akan kekayaan alam di Negara kita ini sangat melimpah, dan dengan sektor ini pula kita dapat menambah pemasukan untuk Negara kita.

ISI
Sumberdaya dan potensi Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya. Luas laut Indonesia dua pertiga dari daratannya. Total luas laut Indonesia adalah 3,544juta km2 (Perikanan dan kelautan dalam angka,2010). Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang kedua didunia setelah Kanada dengan panjang 104 ribu km (Bakokorsunal, 2006). Selain garis pantai yang panjang, Indonesia memiliki jumlah pulau terbanyak yaitu 17.504 pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke (kemendagri, 2008). Maka, dengan gambaran sumberdaya alam yang melimpah di laut dan pesisir sudah selayaknya pembangunan Indonesia berorientasi pada maritim.
Dalam sektor perikanan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Potensi sumberdaya perikanan baik perikanan tangkap, budidaya laut, perairan umum dan lainnya  diperkirakan mencapai  US$ 82 miliar per tahun. Potensi perikanan tangkap mencapai US$ 15,1 miliar per tahun, potensi budidaya laut sebesar US$ 46,7 miliar per tahun, potensi peraian umum sebesar US$ 1,1 miliar per tahun, potensi budidaya tambak sebesar US$ 10 miliar per tahun, potensi budidaya air tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi kelautan sebesar US$ 4 miliar per tahun. Potensi tersebut masih dari sumdaya alam belum termasuk produk lebih lanjut.
Perikanan juga memberikan lapangan kerja yang tidak kecil. Sektor perikanan mampu menyerap tenaga kerja langgung sebanyak 5,35 juta orang yang terdiri dari 2,23 juta nelayan laut,0,47 juta nelayan perairan umum,dan 2,65 juta pembudi daya ikan. Sedangkan orang yang bergantung pada sector perikanan dari hulu (penangkapan dan budidaya) sampai hilir (industry, perdangan, jasa,dll) cukup banyak yaitu 10,7 juta.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) nilai ekspor perikanan Indoneisa dari tahun ketahun cenderung meningkat. Ditahun 2009 nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai 2,5 millar USD dan ditahun 2010 meningkat menjadi 2,8 millar USD. Selain itu angka konsumsi ikan perkapita Indonesia juga semakin meningkat. Ditahun 2009 konsumsi ikan masyarakat Indonesia mencapai 29, 08 kg perkapita/thn dan meningkat ditahun 2010 menjadi 30, 48 kg perkapita/thn. Hal ini menunjukkan bahwasanya masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya kebutuhan protein khususnya hewani.
Berdasarkan berbagai potensi perikanan Indonesia  dan peluang yang dapat dicapai maka sudah selayaknya pemerintah menitik beratkan pembangunan perikanan demi kesejahteraan bangsa. Diharapkan dengan pembangunan perikanan yang berkelanjutan mampu mendongkrak perekonomian nasional dan mengentaskan rakyat dari garis kemiskinan.

Peluang Dan Dampaknya Bagi Perekonomian Indonesia
 KKP News || Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo mengatakan, Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara dengan tingkat perekonomian terbesar ke-7 di dunia pada 2030 mendatang.
“ Saya berkeyakinan, prediksi itu bisa diwujudkan jika  kekuatan ekonomi kita bertumpu pada empat prioritas yang harus dilakukan yakni ,perikanan,  jasa, pertanian, dan sumber daya alam,” kata Sharif  dalam acara Chief Editor Meeting (CEM)  dengan pemimpin redaksi sejumlah media massa di Jakarta, Selasa (6/11).
Terkait sektor perikanan, Sharif menjelaskan, KKP terus berupaya mendorong produktivitas kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan sehingga mampu menjadi penggerak utama perekonomian nasional. Pasalnya, sektor perikanan Indonesia memiliki potensi besar sebagai produk unggulan ekspor. Dengan sumber daya laut yang sangat luas, Indonesia bisa menjadi negara produsen di bidang perikanan.
KKP kian mengedepankan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan lewat konsepsi ekonomi biru (blue economy). Konsepsi blue economy bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi dari sektor kelautan dan perikanan, sekaligus menjamin kelestarian sumberdaya serta lingkungan pesisir dan lautan.
Ia mengatakan program industrialisasi perikanan yang dilakukan pemerintah telah berjalan secara optimal. "Pemerintah mengharapkan pelaku usaha di sektor perikanan dan kelautan dan swasta turut membantu dalam upaya mengakselerasi industrialisasi perikanan, sehingga rantai pasok dari hulu sampai hilir menjadi  lebih terintegrasi," ujarnya. Industrialisasi kelautan dan perikanan dilakukan dengan tujuh pendekatan yakni,  menyiapkan konektivitas dan infrastruktur, meningkatkan investasi, iptek, sdm, mutu dan keamanan produk serta penataan dan pengembangan kawasan sentra produksi.
Sharif menjelaskan,  perikanan budidaya dapat terus kita tingkatan produksinya karena kita telah memiliki teknologi, peralatan baru maupun probiotik sehingga laju produksinya dapat dilakukan secara optimal.  “Perikanan budidaya menjadi  primadona KKP  untuk terus ditingkatkan produktivitasnya. Lantaran stok perikanan tangkap cenderung mengalami stagnasi,” ungkapnya
Tercatat, sampai dengan triwulan II 2012 produksi perikanan budidaya mencapai 10,89 juta ton atau  73,28 persen dari dari target tahun 2012 sebesar 14,86 juta ton. “Diperkirakan akhir tahun ini produksi perikanan budidaya mampu menembus angka 14, 8 juta ton yang dilakukan melalui revitalisasi perikanan budidaya,”sambungnya.
Laju pertumbuhan PDB perikanan berdasarkan tren sejak 2009, diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibanding dua tahun sebelumnya.  Berdasarkan data KKP, laju pertumbuhan PDB perikanan adalah 4,53 persen pada tahun 2011 dan 5,05 persen pada tahun 2012 hingga triwulan III. Sedangkan target pertumbuhan PDB perikanan adalah 6,85 persen pada 2012, 7 persen pada 2013, dan 7,25 persen pada 2014. Menurut dia, ekspor hasil perikanan pada saat ini telah mengarah kepada produk bernilai tambah dan mengalami kenaikan nilai ekspor pada Januari-Juli 2012 sebesar 14,69 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. KKP menargetkan pada 2012 nilai ekspor hasil perikanan 4,2 miliar dolar AS.
Kendati demikian, Sharif mengakui, memang terjadi penurunan pangsa pasar utama yakni AS, Jepang, dan Uni Eropa sebagai salah satu dampak resesi global, tetapi pangsa pasar potensial lainnya cenderung meningkat sebagai salah satu dampak dari diplomasi dan promosi pemasaran hasil perikanan. Hal itu juga didukung dengan peningkatan jumlah UPI yang memenuhi persyaratan ekspor di negara tujuan utama dan terjadi diversifikasi pasar tujuan ekspor
Sejalan dengan itu, KKP  telah menetapkan 9 target indikator kinerja utama (IKU) pembangunan kelautan dan perikanan pada 2013. Adapun kinerja utama tersebut yaitu, pertama pertumbuhan PDB perikanan sebesar 7 persen, kedua produksi perikanan sebesar 18,49 juta ton, ketiga nilai ekspor hasil perikanan sebesar 5 miliar dolar AS, keempat konsumsi ikan per kapita sebesar 35,14 kg/kapita/tahun.
Kelima, nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan sebesar 112. Keenam jumlah kasus penolakan eskpor hasil perikanan kurang dari 10 kasus, ketujuh luas kawasan konservasi laut dan perairan yang dikelola secara berkelanjutan seluas 3,467 juta ha. Kedelapan. Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terdepan yang dikelola sebanyak 60 pulau. Terakhir, menurunnya persentase wilayah perairan bebas IUU Fishing dan kegiatan yang merusak sebesar 41 persen.
Sebelumnya, laporan McKinsey Global Institute pada September 2012 menyebutkan bahwa Indonesia akan dapat mengalahkan Inggris dan menjadi negara perekonomian terbesar ketujuh pada 2030. Tercatat, selama sepuluh tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi dengan volatilitas terendah dibandingkan negara-negara OECD dan BRIC.
Namun, menurut laporan tersebut, Indonesia baru dapat mencapainya bila negara itu dinilai dapat mengatasi kebijakan proteksionismenya yang kronis, regulasinya yang berbelit-belit, dan kondisi buruk baik dalam hal infrastruktur maupun transportasi yang dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi. Dalam 15 tahun mendatang, kelas konsumen global diestimasikan mencapai 1,8 miliar orang yang mayoritas berada di Asia sehingga akan meningkatkan permintaan sumber daya dan komoditas Indonesia.
Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan yang diwakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) Rizald Max Rompas, ketika membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Balitbang KP di Manado Provinsi Sulawesi Utara, kemarin (18/03/2013), potensi perikanan tangkap mencapai 6,5 juta ton ikan/tahun, potensi lahan budidaya laut lebih dari 12 juta ha.
Selain itu, 70% dari 60 cekungan migas Indonesia berada di laut dengan cadangan minyak bumi 9,1 miliar barrel. Bahkan, sekitar 80% industri dan 59% kota berada di wilayah pesisir.
Begitu pun dengan pariwisata, sebagian besar obyek wisata terkait dengan potensi pantai dan keindahan laut. “Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila hasil studi menyebutkan bahwa total potensi ekonomi laut Indonesia diperkirakan US$1,2 trilliun per tahun,” papar Rompas.
Menurut lembaga studi ternama McKinsey Global Institute, dalam laporannya The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia's Potential menyebutkan bahwa sektor perikanan merupakan salah satu sektor utama yang akan menghantarkan Indonesia sebagai negara yang maju perekonomiannya pada 2030. Di mana pada tahun itu, ekonomi Indonesia akan menempati posisi ke-7 Ekonomi Dunia, mengalahkan Jerman dan Inggris,” katanya.
Saat ini lanjut Rompas, perekonomian Indonesia di sektor perikanan (tidak termasuk kelautan), memiliki ukuran ekonomi (economic size) cukup besar. Data BPS di tahun 2012 menunjukkan besarnya aktivitas ekonomi sektor perikanan mencapai Rp 255,3 triliun. Angka ini akan semakin meningkat di masa depan, dengan asumsi terjadinya peningkatan pertumbuhan ekonomi dari sektor perikanan.
Sektor perikanan pada 2011 dan 2012 tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Pada 2012, perekonomian nasional tumbuh sebesar 6,2% dan sektor perikanan tumbuh sebesar 6,5%. “Oleh karena itu, guna mendorong percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan, dengan mengedepankan empat pilar strategi pembangunan sosial-ekonomi, yaitu pro-growth, pro-poor, pro-job, dan pro-environment, KKP melaksanakan kebijakan percepatan industrialisasi kelautan dan perikanan,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan pembangunan 2012, KKP mampu melaksanakan berbagai program dengan baik. Beberapa indikator makronya adalah pertumbuhan PDB Perikanan tahun 2011-2012 mencapai 6,48%.Pertumbuhan PDB perikanan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDB nasional sebesar 6,23% dan jauh di atas pertumbunan PDB pertanian yang hanya 3,97%.
Produksi perikanan 2012 mencapai 15,26 juta ton, dimana produksi perikanan tangkap menyumbang 5,81 juta ton dan perikanan budidaya 9,45 juta ton. Capaian produksi perikanan ini telah melampaui target 2012 yakni 14,86 juta ton. “Produksi garam rakyat pada 2012 sebesar 2,02 juta ton atau 153,03% dari target yang telah ditetapkan. Pada 2012 tersebut tercapai swasembada produksi garam konsumsi,” jelas Rompas.
Indikator lain, lanjut Rompas, terlihat pada nilai ekspor hasil perikanan 2012 mencapai US$3,93 miliar atau naik 11,62% dibanding tahun sebelumnya, sedangkan nilai impor hasil perikanan menurun sebesar 15,43%. Data ini menunjukkan terjadi surplus neraca perdagangan perikanan sebesar US$3,52 miliar atau 81,11% di saat neraca perdagangan nasional menunjukkan defisit sebesar US$-1,33 miliar.
Tingkat konsumsi ikan per kapita juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, pada 2010-2012 rata-rata naik sebesar 5,44% per tahun. “Pada 2012, capaian tingkat konsumsi ikan mencapai 33,89 kg/kapita atau sebesar 102,26 % dari target yang telah ditetapkan tahun sebelumnya sebesar 33,14 kg/kapita,” jelasnya.
Dari apa yang di jelaskan di atas kita sudah bisa mengetahui bahwa peluang bagi Negara kita dari sektor perikanan dan kelautan sangatlah besar, dari sini pula kita bisa bersaing dengan Negara-negara besar lainnya dalam perikanan dan kelautan. Sehingga Negara kita tidak mudah tunduk dan selalu mengikuti apa yang Negara-negara kuasa itu tetapkan.

Peluang Bagi Masyarakat
Muangkin sudah tidak bisa di ungkiri lagi kalau peluang bagi masyarakat dalam bidang perikanan dan kelautan sangat lah besar, hampir semua wilayah di Indonesia dapat di manfaat kan oleh masyarakat sekitar dalam menambah atau meningkatkan taraf hidup mereka sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Dari setiap wilayah yang berdekatan dengan laut dapat masyarakat  jadikan sebagai mata pencaharian untuk kehidupan mereka, dengan berbagai model usaha yang tersaji oleh alam tersebut. Mereka bisa sebagai nelayan, bisa sebagai pelayan, pedagang dan penghasil jasa lainnya saat daerah tempat mereka tinggal dijadikan sebagai tempat wisata oleh pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat.
Semua peluang pekerjaan bagi masyarakat tersebut harus di manfaatkan dengan sebaik-baiknya agar dapat menghasilkan penghasilan atau pendapatan bagi masyarakat itu sendiri dan bagi Negara kita juga. Oleh karena itu disini juga dibutuhkan peran pemerintah untuk membantu semua hal yang dibutuhkan masyarakat dalam membangun perekonomian mereka.

 
PENUTUP
Dari apa yang dijelaskan di atas kita dapat mengetahui pentingnya kedua lahan usaha ini dalam membantu perekonomian Negara maupun perekonomian masyarakat. Dari berbagai peluang usaha yang berpengaruh bagi perekonomian banyak kita temukan pada sektor ini mulai dari tempat nya seperti laut, pulau dan lain-lain sampai pula isinya seperti ikan, terumbu karang dapat kita manfaatkan manjadi lahan usaha bagi masyarakat kita.
Dari setiap lahan usaha di atas kita sebagai warga Negara Indonesia harus bekerja sama dari masyarakat itu sendiri dan juga pemerintah dalam memelihara, menjaga dan memanfaatkan potensi dari kelautan dan perikanan yang kita miliki, agar kita dapat memaksimalkan peluang usaha ini menjadi sebuah input ekonomi untuk masyarakat dan Negara kita. Jadi apa yang kita tunggu lagi, ayo lah bekerjasama dalam memajukan perekonomian bangsa dan Negara kita.
Terimakasih……
Wassalamualaikum Wr. Wb.


Daftar Isi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar