JUDUL : SAATNYA BATIK INDONESIA MENJADI INDUSTRI
DUNIA
PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang Batik
Indonesia Yang Akan Menjadi Industri Dunia. Batik Indonesia merupakan hasil
kerajinan masyarakat Indonesia yang terus berusaha di kembangkan dengan
sedemikian rupa, agar bisa terus berkembang dengan baik. Batik juga merupakan
warisan kepunyaan Indonesia yang telah di akui oleh UNESCO sebagai warisan
budaya Indonesia yang memang sudah sejak lama di miliki oleh bangsa kita.
Semakin berkembang nya jaman cara membuat batik pun sudah beraneka ragam, dari
yang hanya menggunakan tangan (manual) sampai dengan menggunakan mesin sebagai
alat bantu penghasil batik.
Memang seharusnya kita sudah menyadari sejak lama
bahwa potensi yang di berikan batik terhadap masyarakat Indonesia sangat lah
besar peranannya, disamping merupakan peninggalan budaya, batik juga dapat
menambah peluang usaha untuk masyarakat. Dari yang pembuatan manual (dirumah)
hingga peluang kerja di pabrik-pabrik yang memproduksi batik tersebut. Oleh
sebab itu marilah kita tingkatkan terus kualitas batik kita agar dapat menarik
perhatian dunia. Dan pertahankan lah warisan budaya ini agar tidak ada yang
bisa merebutnya dari tangan kita, bangsa Indonesia…
ISI
Sedikit saya akan menjelaskan
Pengertian Batik Indonesia Kini.
Pengertian
batik kini sudah melewati batas-batas yang menjadikan batik sebuah seni dan
teknik pewarnaan kain. Batik saat ini tidak hanya sebagai sebuah produk seni tapi
juga merupakan tren fashion, saat ini banyak pemuda yang sudah tidak malu
menggunakan batik sebagai pilihan baju baik dalam acara formal mapun informal.
Walaupun ada sisi negatif dari boomingnya batik di Indonesia yaitu adanya
serbuah batik dari cina dan klaim dari Negara tetangga Malaysia.
Jenis batik di Indonesia
- Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
- Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
- Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Industri batik di Indonesia
Upaya menyelamatkan lingkungan dari perusakan dan
pencemaran, kini mulai mendapat perhatian pelaku industri. Ini antara lain dari
upaya yang dilakukan oleh pengusaha industri batik. Dulunya, industri batik
terkenal sebagai pencemar lingkungan terutama di Pekalongan dan Solo, sehingga
mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Dua tahun silam pun, Kementerian
Lingkungan Hidup menghimbau agar industri batik yang banyak terdapat di
Pekalongan tidak sampai mencemari sumber air milik penduduk dan tidak mematikan
organisme pengurai.
Kenyataan
tak terbantahkan saat itu, dampak pencemaran oleh industri batik
menyebabkan sungai-sungai di Pekalongan berwarna kehitaman dan menebar bau
menyengat. Hal semacam ini sangat mengganggu terutama dimusim kemarau. Itu
terjadi karena limbah pengolahan batik dari industri besar maupun rumah tangga
yang mengandung bahan kimia, mengendap di sungai sebab tak ada air yang
mendorongnya ke laut.
Saat ini pun masih banyak industri batik rumah tangga dan
perusahaan batik skala besar, yang membuang limbah langsung ke
sungai. ”Pembuangan itu sudah dilakukan dalam waktu lama dan selama ini
menjadikan air sungai tercemar. Jika musim hujan, barangkali pencemaran itu
tidak begitu mengganggu karena limbah terdorong ke laut oleh gelontoran air hujan.
Namun jika kemarau seperti sekarang, dipastikan limbah itu akan membuat sungai
semakin kotor dan berbau, ” jelas sumber di Pekalongan.
Masalahnya semakin rumit akibat Instalasi Pengolah Limbah
(IPAL) kapasitasnya terbatas. Menutup industri batik yang mencemari lingkungan,
juga sulit. Sebab berarti ratusan bahkan ribuan tenaga kerja akan
menganggur. Serta trade mark daerah sebagai pusat batik di Indonesia
akan hilang. “Itu artinya mengancam perekonomian daerah,” kata dia
Pencemaran lingkungan oleh limbah batik juga menjadi
persoalan pelik di kota Solo. Soalnya, hanya ada satu IPAL untuk ratusan
industri batik rumahan di Kampung Laweyan. Letak IPALnya pun berdekatan dengan
sungai Jenes. Akibatnya, limbah yang tak tertampung meluber ke sungai dan
akhirnya mengalir ke Bengawan Solo.
Industri Batik Berkembang Pesat Setelah
Pengakuan UNESCO
Bandung (ANTARA News) - Industri batik di Indonesia
berkembang pesat setelah kain tradisional khas nusantara itu pada 2009 mendapat
pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu
Nuryanti pada Asia Tourism Forum (ATF) 2012 yang diselenggarakan Sekolah Tinggi
Pariwisata (STP) Bandung di Gedung Merdeka, Bandung, Selasa, mengatakan bahwa
perkembangan industri batik mencapai lebih dari 300 persen dalam 3,5 tahun
terakhir.
"Revenue-nya mencapai Rp100 miliar per
tahun," ujarnya.
Perkembangan pesat yang ditunjukkan oleh industri
batik setelah pengakuan UNESCO itu, menurut Wiendu, merupakan salah satu bukti
dari potensi ekonomi yang tersimpan dalam karya budaya.
Budaya yang merupakan modal utama dalam industri
kreatif, lanjut dia, secara global menyumbang pertumbuhan ekonomi hingga 7
persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Untuk Indonesia bahkan angkanya lebih tinggi dari itu, yaitu 7,3 persen," ujarnya.
Apabila dikelola secara tepat, kata Wiendu, kegiatan ekonomi justru bisa kembali menghidupkan dan melestarikan tradisi dengan keterlibatan aktif dari masyarakat setempat penganut karya budaya tersebut.
"Untuk Indonesia bahkan angkanya lebih tinggi dari itu, yaitu 7,3 persen," ujarnya.
Apabila dikelola secara tepat, kata Wiendu, kegiatan ekonomi justru bisa kembali menghidupkan dan melestarikan tradisi dengan keterlibatan aktif dari masyarakat setempat penganut karya budaya tersebut.
Saat ini Indonesia telah berhasil meraih pengakuan
warisan budaya dunia dari UNESCO untuk lima karya budaya, yaitu wayang pada
2003, keris pada 2006, angklung pada 2010, batik pada 2009, dan tari Saman Gayo
pada 2011.
Pemerintah kini tengah menyiapkan 3 karya budaya lain
untuk mendapat pengakuan UNESCO, yaitu noken dari Papua, tenun ikat Sumba,
serta situs tradisional di Bali.
Bagaimana Kinerja Ekspor Batik Nasional ?
Mari
kita lihat realisasi ekspor batik Indonesia selama lima tahun terakhir.
Tabel
1: Nilai Ekspor Batik Nasional 2004-2009
|
Tahun
|
Nilai
Ekspor Batik Nasional
|
|
2004
|
US$
34,41 juta
|
|
2005
|
US$
12,46 juta
|
|
2006
|
US$
14,27 juta
|
|
2007
|
US$
20,89 juta
|
|
2008
|
USS
32,28 juta
|
|
Triwulan
I 2009
|
US$
10,86 juta
|
Sumber: Suara Pembaruan, 3 Oktober 2009.
Realisasi ekspor hingga
semester 1 tahun 2009 baru mencapai US$ 10,86 juta. Artinya, baru mencapai
33,64% dibandingkan dengan kinerja ekspor pada 2008. Banyak yang berharap,
euforia batik bakal mampu mengerek kinerja ekspor batik nasional. Sehingga pada
gilirannya akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja.
Pemerintah menargetkan
ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) – termasuk di dalamnya batik – mencapai
sekitar US$11,8 miliar pada 2009. Itu sedikit meningkat dibanding proyeksi
ekspor tahun 2008 sebesar US$11 miliar. Industri TPT masih menjadi salah satu
industri prioritas yang akan dikembangkan karena mampu memberi kontribusi yang
signifikan bagi perekonomian nasional.
Industri TPT 2006 lalu
menyerap 1,2 juta tenaga kerja, tidak termasuk industri kecil dan rumah tangga.
Selain itu menyumbang devisa sebesar US$9,45 miliar pada 2006 dan US$10,03
miliar pada 2007. Secara konsisten industri TPT memberi surplus (net ekspor) di
atas US$5 miliar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini. Oleh karena itu,
pemerintah menargetkan 2009 ekspor TPT mencapai US$11,8 miliar dengan
penyerapan 1,62 juta tenaga kerja.
Tantangan yang dihadapi
industri batik itu antara lain mengenai Sumber Daya Manusia (SDM). Misalnya,
generasi pembatik umumnya sudah berusia relatif lanjut, sehingga perlu upaya
khusus untuk menggugah minat kalangan muda untuk terjun ke usaha batik. Masalah
lain yang harus diatasi adalah masalah pendanaan, ketenagakerjaan, dan
penanganan penyelundupan. Saat ini industri TPT diakui juga menghadapi masalah
daya saing terkait usia mesin industri tersebut yang sebagian besar (sekitar
75%) berusia sekitar 20 tahun sehingga membutuhkan peremajaan mesin baru untuk
bersaing di pasar internasional dan domestik yang semakin ketat.
Dari sisi teknologi, para
pengusaha industri batik umumnya belum melakukan perbaikan sistem dan teknik
produksi agar lebih produktif dan mutunya bisa sama untuk setiap lembar kain
batik. Itu belum termasuk pemakaian zat warna alam yang masih belum mendapat
hasil stabil satu sama lain. Dilihat dari sisi ketersediaan bahan baku
sutera, jumlahnya masih kurang dari
permintaan pasar. Selain itu, serat dan benang sutera umumnya masih impor. Dari
sisi pemasaran, adalah tantangan dari negara pesaing yang semakin meluas antara
lain dari Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, Afrika Selatan dan Polandia.
Segi pemasaran batik Indonesia juga belum fokus untuk mengangkat batik
Indonesia sebagai high fashion dunia.
Terkait
masalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI), ditengarai bahwa motif-motif
batik tradisional, belakangan ini banyak ditiru oleh para perajin dari
negara-negara lain. Kondisi tersebut terjadi karena usaha perlindungan HKI di
negara ini belum maksimal. Dalam kaitan tersebut, sesungguhnya kegiatan
dokumentasi motif batik sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, bahkan
Departemen Perindustrian telah mendokumentasi sebanyak 2.788 motif batik dan
tenun tradisional dalam bentuk CD (Compact Disc).
AS Tujuan Utama Ekspor Batik
Solo,
suaramerdeka.com - Warga
Amerika Serikat (AS) ternyata penyuka batik. Berdasar surat keterangan asal
(SKA) yang dikeluarkan Disperindag Surakarta, dari 65.863,05 kg baju/ kain
batik senilai 1.216.509,96 Dolar AS yang diekspor dari Solo di Bulan Agustus
2012, sekitar 90 persen atau 57.319,19 kg (1.063.281,95 Dolar AS) dikirim ke
negeri Paman Sam.
Lainnya, ke
Singapura sebanyak 3.068,36 kg senilai 88.965,95 Dolar AS, Kanada 2.463 kg
(37.747,80 Dolar AS), Australia 1.834,50 kg (23.892 Dolar AS) dan Kolombia 176
kg (2.622,50 Dolar AS).
Di Bulan
Juli, ekspor batik ke AS juga menempati urutan pertama, yakni sebanyak
48.494,29 kg (1.095.706,38 Dolar AS) dari total ekspor 53.606,79 kg dengan
nilai 1.197.386,51 Dolar AS.
Ketua forum
kampung batik Laweyan (FKBL) Solo, Alfa Fabela mengatakan, tingginya permintaan
batik dari AS mengindikasikan apresiasi dan pengakuan masyarakat setempat
terhadap produk batik Indonesia.
"Kondisi
seperti ini harus dipertahankan atau malah ditingkatkan, selain kita mencari
pasar lain di luar AS," tandasnya, Kamis (20/9).
Berbeda
dengan batik, untuk ekspor mebel kayu, AS bukanlah menjadi tujuan utama. Di
Bulan Agustus, Perancis menjadi tujuan utama ekspor mebel kayu dari Solo dengan
volume 46.750,25 kg (112.506,76 Dolar AS) dari total ekspor 135.348,08 kg senilai
135.348,08 Dolar AS. Disusul kemudian Chili, Belanda Meksiko, Jerman,
Australia, Inggris, Spanyol, baru kemudian AS.
Jateng Cetak Ekspor Batik USD150 Juta
SEMARANG - Selama periode Januari-Agustus 2012, Jawa Tengah
(Jateng) berhasil membukukan nilai ekspor produk batiknya hingga mencapai
USD150 juta. Jumlah tersebut setidaknya memberikan kontribusi sekira 35 persen
dari total ekspor produk konveksi bercorak yang tahun ini mencapai USD500 juta.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, Ihwan Sudrajat menuturkan, tingginya ekspor batik ini tidak terlepas dari potensi Jawa Tengah sebagai sentra produk batik terbesar secara nasional. Adapun negara tujuan ekspor terbesar masih berada di wilayah ASEAN dan Jepang.
"Produk batik dari Jawa Tengah memang sangat diminati dipasaran negara-negara ASEAN dan Jepang, di mana permintaannya dari tahun ke tahun terus meningkat," jelasnya, di Semarang, Rabu (5/12/2012).
Ditambahkan, daerah pengekspor batik terbesar dari Jateng diraih oleh Kota Solo, yang mencapai USD60 juta. Adapun pengusaha batik yang sukses di pasar ekspor, utamnya bagi mereka yang paham dengan selera negara tujuan ekspor.
"Batik yang diekspor memang tidak bisa sembarang batik dan harus disesuaikan dengan karakter masyarakat di negara tujuan ekspor, baik dari sisi motif maupun model yang ditawarkan," imbuhnya.
Menurut Ihwan, jumlah perusahaan batik di Jawa Tengah saat ini ada sekira 1.611 unit usaha, dengan menyerap sekira 11.336 tenaga kerja. Dari jumlah tersebut, nilai investasi diperkirakan mencapai Rp116,2 miliar, dengan nilai produksi sekira Rp425 miliar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, Ihwan Sudrajat menuturkan, tingginya ekspor batik ini tidak terlepas dari potensi Jawa Tengah sebagai sentra produk batik terbesar secara nasional. Adapun negara tujuan ekspor terbesar masih berada di wilayah ASEAN dan Jepang.
"Produk batik dari Jawa Tengah memang sangat diminati dipasaran negara-negara ASEAN dan Jepang, di mana permintaannya dari tahun ke tahun terus meningkat," jelasnya, di Semarang, Rabu (5/12/2012).
Ditambahkan, daerah pengekspor batik terbesar dari Jateng diraih oleh Kota Solo, yang mencapai USD60 juta. Adapun pengusaha batik yang sukses di pasar ekspor, utamnya bagi mereka yang paham dengan selera negara tujuan ekspor.
"Batik yang diekspor memang tidak bisa sembarang batik dan harus disesuaikan dengan karakter masyarakat di negara tujuan ekspor, baik dari sisi motif maupun model yang ditawarkan," imbuhnya.
Menurut Ihwan, jumlah perusahaan batik di Jawa Tengah saat ini ada sekira 1.611 unit usaha, dengan menyerap sekira 11.336 tenaga kerja. Dari jumlah tersebut, nilai investasi diperkirakan mencapai Rp116,2 miliar, dengan nilai produksi sekira Rp425 miliar.
PENUTUP
Dari informasi tulisan di atas
mungkin sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia sadar akan kekayaan
alam, keaneka ragaman dan budaya yang di miliki bangsa kita ini. Dari satu
jenis warisan budaya saja yang di miliki bangsa ini, kita sudah sangat
mengurangi dampak pengangguran pada masyarakat. Bahkan dari industri batik ini
kita sudah dapat mengeksport ke Negara-negara yang bisa di bilang sebagai
penguasa perekonomian dunia. Kita juga dapat mengenal kan warisan budaya yang
dimiliki bangsa ini terhadap dunia internasional.
Negara seperti amerika dan eropa
memang sudah sangat maju hampir dari semua aspek, oleh karena itu kita sebagai
Negara berkembang harus terus berusaha memajukan usaha-usaha perekonomian yang
ada di Negara kita ini, agar perekonomian kita bisa bersaing juga dalam kanca
internasional. Dan menurut penulis industri batik ini memang merupakan salah
satu jalan bagi kemajuan perekonomian Indonesia juga. Mengapa..? karena dengan
terus meningkat kan kualitas dan kuantitas dari batik tersebut, kita dapat
terus mengeksport produksi kita ini ke Negara-negara lain. Saran saya kita
sebagai warga Negara Indonesia harus
terus berusaha memajukan industri ini agar bisa lebih baik lagi. Terimakasih .
. . . . . .
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Daftar pustaka
Perkenalkan, kami adalah pengusaha kain batik yang berdomisili di kota Purwakarta, Jawa Barat. Kami menyediakan kain batik dengan berbagai macam corak dan model yang menarik serta berkualitas.
BalasHapusUntuk informasi lebih detail, silakan kontak atau kunjungi pusat informasi dan layanan kami di :
Website : www.mykainbatik.com
Akun Facebook : www.facebook.com/mykainbatik
Mobile phone (call/sms) : +62 812 90 999 758
Pin BB : 25 BCE 1E6
Email : mykainbatik@gmail.com