Selasa, 23 April 2013

TULISAN ke 3-TUGAS SOFT SKILL PEREKONOMIAN INDONESIA



JUDUL :  SAATNYA BATIK INDONESIA MENJADI INDUSTRI DUNIA
PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang Batik Indonesia Yang Akan Menjadi Industri Dunia. Batik Indonesia merupakan hasil kerajinan masyarakat Indonesia yang terus berusaha di kembangkan dengan sedemikian rupa, agar bisa terus berkembang dengan baik. Batik juga merupakan warisan kepunyaan Indonesia yang telah di akui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia yang memang sudah sejak lama di miliki oleh bangsa kita. Semakin berkembang nya jaman cara membuat batik pun sudah beraneka ragam, dari yang hanya menggunakan tangan (manual) sampai dengan menggunakan mesin sebagai alat bantu penghasil batik.
Memang seharusnya kita sudah menyadari sejak lama bahwa potensi yang di berikan batik terhadap masyarakat Indonesia sangat lah besar peranannya, disamping merupakan peninggalan budaya, batik juga dapat menambah peluang usaha untuk masyarakat. Dari yang pembuatan manual (dirumah) hingga peluang kerja di pabrik-pabrik yang memproduksi batik tersebut. Oleh sebab itu marilah kita tingkatkan terus kualitas batik kita agar dapat menarik perhatian dunia. Dan pertahankan lah warisan budaya ini agar tidak ada yang bisa merebutnya dari tangan kita, bangsa Indonesia…


ISI
Sedikit saya akan menjelaskan Pengertian Batik Indonesia Kini.
Pengertian batik kini sudah melewati batas-batas yang menjadikan batik sebuah seni dan teknik pewarnaan kain. Batik saat ini tidak hanya sebagai sebuah produk seni tapi juga merupakan tren fashion, saat ini banyak pemuda yang sudah tidak malu menggunakan batik sebagai pilihan baju baik dalam acara formal mapun informal. Walaupun ada sisi negatif dari boomingnya batik di Indonesia yaitu adanya serbuah batik dari cina dan klaim dari Negara tetangga Malaysia.
Jenis batik di Indonesia
  • Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
  • Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
  • Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Industri batik di Indonesia
Upaya menyelamatkan lingkungan dari perusakan dan pencemaran, kini mulai mendapat perhatian pelaku industri. Ini antara lain dari upaya yang dilakukan oleh pengusaha industri batik. Dulunya, industri batik terkenal sebagai pencemar lingkungan terutama di Pekalongan dan Solo, sehingga mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Dua tahun silam pun, Kementerian Lingkungan Hidup menghimbau agar industri batik yang banyak terdapat di Pekalongan tidak sampai mencemari sumber air milik penduduk dan tidak mematikan organisme pengurai.
Kenyataan tak terbantahkan saat itu, dampak pencemaran oleh industri batik menyebabkan sungai-sungai di Pekalongan berwarna kehitaman dan menebar bau menyengat. Hal semacam ini sangat mengganggu terutama dimusim kemarau. Itu terjadi karena limbah pengolahan batik dari industri besar maupun rumah tangga yang mengandung bahan kimia, mengendap di sungai sebab tak ada air yang mendorongnya ke laut.


Saat ini pun masih banyak industri batik rumah tangga dan perusahaan batik skala besar, yang membuang limbah langsung ke sungai. ”Pembuangan itu sudah dilakukan dalam waktu lama dan selama ini menjadikan air sungai tercemar. Jika musim hujan, barangkali pencemaran itu tidak begitu mengganggu karena limbah terdorong ke laut oleh gelontoran air hujan. Namun jika kemarau seperti sekarang, dipastikan limbah itu akan membuat sungai semakin kotor dan berbau, ” jelas sumber di Pekalongan.
Masalahnya semakin rumit akibat Instalasi Pengolah Limbah (IPAL) kapasitasnya terbatas. Menutup industri batik yang mencemari lingkungan, juga sulit. Sebab berarti ratusan bahkan ribuan tenaga kerja akan menganggur. Serta trade mark daerah sebagai pusat batik di Indonesia akan hilang. “Itu artinya mengancam perekonomian daerah,” kata dia
Pencemaran lingkungan oleh limbah batik juga menjadi persoalan pelik di kota Solo. Soalnya, hanya ada satu IPAL untuk ratusan industri batik rumahan di Kampung Laweyan. Letak IPALnya pun berdekatan dengan sungai Jenes. Akibatnya, limbah yang tak tertampung meluber ke sungai dan akhirnya mengalir ke Bengawan Solo.
Industri Batik Berkembang Pesat Setelah Pengakuan UNESCO
Bandung (ANTARA News) - Industri batik di Indonesia berkembang pesat setelah kain tradisional khas nusantara itu pada 2009 mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti pada Asia Tourism Forum (ATF) 2012 yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung di Gedung Merdeka, Bandung, Selasa, mengatakan bahwa perkembangan industri batik mencapai lebih dari 300 persen dalam 3,5 tahun terakhir.
"Revenue-nya mencapai Rp100 miliar per tahun," ujarnya.
Perkembangan pesat yang ditunjukkan oleh industri batik setelah pengakuan UNESCO itu, menurut Wiendu, merupakan salah satu bukti dari potensi ekonomi yang tersimpan dalam karya budaya.
Budaya yang merupakan modal utama dalam industri kreatif, lanjut dia, secara global menyumbang pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Untuk Indonesia bahkan angkanya lebih tinggi dari itu, yaitu 7,3 persen," ujarnya.
Apabila dikelola secara tepat, kata Wiendu, kegiatan ekonomi justru bisa kembali menghidupkan dan melestarikan tradisi dengan keterlibatan aktif dari masyarakat setempat penganut karya budaya tersebut.
Saat ini Indonesia telah berhasil meraih pengakuan warisan budaya dunia dari UNESCO untuk lima karya budaya, yaitu wayang pada 2003, keris pada 2006, angklung pada 2010, batik pada 2009, dan tari Saman Gayo pada 2011.
Pemerintah kini tengah menyiapkan 3 karya budaya lain untuk mendapat pengakuan UNESCO, yaitu noken dari Papua, tenun ikat Sumba, serta situs tradisional di Bali.

Bagaimana Kinerja Ekspor Batik Nasional ?
Mari kita lihat realisasi ekspor batik Indonesia selama lima tahun terakhir.
Tabel 1: Nilai Ekspor Batik Nasional 2004-2009
Tahun
Nilai Ekspor Batik Nasional
2004
US$ 34,41 juta
2005
US$ 12,46 juta
 2006
US$ 14,27 juta
2007
US$ 20,89 juta
2008
USS 32,28 juta
Triwulan I 2009
US$ 10,86 juta
Sumber: Suara Pembaruan, 3 Oktober 2009.

Realisasi ekspor hingga semester 1 tahun 2009 baru mencapai US$ 10,86 juta. Artinya, baru mencapai 33,64% dibandingkan dengan kinerja ekspor pada 2008. Banyak yang berharap, euforia batik bakal mampu mengerek kinerja ekspor batik nasional. Sehingga pada gilirannya akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja.
Pemerintah menargetkan ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) – termasuk di dalamnya batik – mencapai sekitar US$11,8 miliar pada 2009. Itu sedikit meningkat dibanding proyeksi ekspor tahun 2008 sebesar US$11 miliar. Industri TPT masih menjadi salah satu industri prioritas yang akan dikembangkan karena mampu memberi kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.
Industri TPT 2006 lalu menyerap 1,2 juta tenaga kerja, tidak termasuk industri kecil dan rumah tangga. Selain itu menyumbang devisa sebesar US$9,45 miliar pada 2006 dan US$10,03 miliar pada 2007. Secara konsisten industri TPT memberi surplus (net ekspor) di atas US$5 miliar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan 2009 ekspor TPT mencapai US$11,8 miliar dengan penyerapan 1,62 juta tenaga kerja.
Tantangan yang dihadapi industri batik itu antara lain mengenai Sumber Daya Manusia (SDM). Misalnya, generasi pembatik umumnya sudah berusia relatif lanjut, sehingga perlu upaya khusus untuk menggugah minat kalangan muda untuk terjun ke usaha batik. Masalah lain yang harus diatasi adalah masalah pendanaan, ketenagakerjaan, dan penanganan penyelundupan. Saat ini industri TPT diakui juga menghadapi masalah daya saing terkait usia mesin industri tersebut yang sebagian besar (sekitar 75%) berusia sekitar 20 tahun sehingga membutuhkan peremajaan mesin baru untuk bersaing di pasar internasional dan domestik yang semakin ketat.
Dari sisi teknologi, para pengusaha industri batik umumnya belum melakukan perbaikan sistem dan teknik produksi agar lebih produktif dan mutunya bisa sama untuk setiap lembar kain batik. Itu belum termasuk pemakaian zat warna alam yang masih belum mendapat hasil stabil satu sama lain. Dilihat dari sisi ketersediaan bahan baku sutera,  jumlahnya masih kurang dari permintaan pasar. Selain itu, serat dan benang sutera umumnya masih impor. Dari sisi pemasaran, adalah tantangan dari negara pesaing yang semakin meluas antara lain dari Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, Afrika Selatan dan Polandia. Segi pemasaran batik Indonesia juga belum fokus untuk mengangkat batik Indonesia sebagai high fashion dunia.
Terkait masalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI), ditengarai bahwa motif-motif batik tradisional, belakangan ini banyak ditiru oleh para perajin dari negara-negara lain. Kondisi tersebut terjadi karena usaha perlindungan HKI di negara ini belum maksimal. Dalam kaitan tersebut, sesungguhnya kegiatan dokumentasi motif batik sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, bahkan Departemen Perindustrian telah mendokumentasi sebanyak 2.788 motif batik dan tenun tradisional dalam bentuk CD (Compact Disc).

AS Tujuan Utama Ekspor Batik
Solo, suaramerdeka.com - Warga Amerika Serikat (AS) ternyata penyuka batik. Berdasar surat keterangan asal (SKA) yang dikeluarkan Disperindag Surakarta, dari 65.863,05 kg baju/ kain batik senilai 1.216.509,96 Dolar AS yang diekspor dari Solo di Bulan Agustus 2012, sekitar 90 persen atau 57.319,19 kg (1.063.281,95 Dolar AS) dikirim ke negeri Paman Sam.
Lainnya, ke Singapura sebanyak 3.068,36 kg senilai 88.965,95 Dolar AS, Kanada 2.463 kg (37.747,80 Dolar AS), Australia 1.834,50 kg (23.892 Dolar AS) dan Kolombia 176 kg (2.622,50 Dolar AS).
Di Bulan Juli, ekspor batik ke AS juga menempati urutan pertama, yakni sebanyak 48.494,29 kg (1.095.706,38 Dolar AS) dari total ekspor 53.606,79 kg dengan nilai 1.197.386,51 Dolar AS.
Ketua forum kampung batik Laweyan (FKBL) Solo, Alfa Fabela mengatakan, tingginya permintaan batik dari AS mengindikasikan apresiasi dan pengakuan masyarakat setempat terhadap produk batik Indonesia.
"Kondisi seperti ini harus dipertahankan atau malah ditingkatkan, selain kita mencari pasar lain di luar AS," tandasnya, Kamis (20/9).
Berbeda dengan batik, untuk ekspor mebel kayu, AS bukanlah menjadi tujuan utama. Di Bulan Agustus, Perancis menjadi tujuan utama ekspor mebel kayu dari Solo dengan volume 46.750,25 kg (112.506,76 Dolar AS) dari total ekspor 135.348,08 kg senilai 135.348,08 Dolar AS. Disusul kemudian Chili, Belanda Meksiko, Jerman, Australia, Inggris, Spanyol, baru kemudian AS.

Jateng Cetak Ekspor Batik USD150 Juta

SEMARANG - Selama periode Januari-Agustus 2012, Jawa Tengah (Jateng) berhasil membukukan nilai ekspor produk batiknya hingga mencapai USD150 juta. Jumlah tersebut setidaknya memberikan kontribusi sekira 35 persen dari total ekspor produk konveksi bercorak yang tahun ini mencapai USD500 juta.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, Ihwan Sudrajat menuturkan, tingginya ekspor batik ini tidak terlepas dari potensi Jawa Tengah sebagai sentra produk batik terbesar secara nasional. Adapun negara tujuan ekspor terbesar masih berada di wilayah ASEAN dan Jepang.

"Produk batik dari Jawa Tengah memang sangat diminati dipasaran negara-negara ASEAN dan Jepang, di mana permintaannya dari tahun ke tahun terus meningkat," jelasnya, di Semarang, Rabu (5/12/2012).

Ditambahkan, daerah pengekspor batik terbesar dari Jateng diraih oleh Kota Solo, yang mencapai USD60 juta. Adapun pengusaha batik yang sukses di pasar ekspor, utamnya bagi mereka yang paham dengan selera negara tujuan ekspor.

"Batik yang diekspor memang tidak bisa sembarang batik dan harus disesuaikan dengan karakter masyarakat di negara tujuan ekspor, baik dari sisi motif maupun model yang ditawarkan," imbuhnya.

Menurut Ihwan, jumlah perusahaan batik di Jawa Tengah saat ini ada sekira 1.611 unit usaha, dengan menyerap sekira 11.336 tenaga kerja. Dari jumlah tersebut, nilai investasi diperkirakan mencapai Rp116,2 miliar, dengan nilai produksi sekira Rp425 miliar.

PENUTUP
Dari informasi tulisan di atas mungkin sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia sadar akan kekayaan alam, keaneka ragaman dan budaya yang di miliki bangsa kita ini. Dari satu jenis warisan budaya saja yang di miliki bangsa ini, kita sudah sangat mengurangi dampak pengangguran pada masyarakat. Bahkan dari industri batik ini kita sudah dapat mengeksport ke Negara-negara yang bisa di bilang sebagai penguasa perekonomian dunia. Kita juga dapat mengenal kan warisan budaya yang dimiliki bangsa ini terhadap dunia internasional.
Negara seperti amerika dan eropa memang sudah sangat maju hampir dari semua aspek, oleh karena itu kita sebagai Negara berkembang harus terus berusaha memajukan usaha-usaha perekonomian yang ada di Negara kita ini, agar perekonomian kita bisa bersaing juga dalam kanca internasional. Dan menurut penulis industri batik ini memang merupakan salah satu jalan bagi kemajuan perekonomian Indonesia juga. Mengapa..? karena dengan terus meningkat kan kualitas dan kuantitas dari batik tersebut, kita dapat terus mengeksport produksi kita ini ke Negara-negara lain. Saran saya kita sebagai warga Negara Indonesia  harus terus berusaha memajukan industri ini agar bisa lebih baik lagi. Terimakasih . . . . . . .
Wassalamualaikum Wr. Wb.


Daftar pustaka
 

1 komentar:

  1. Perkenalkan, kami adalah pengusaha kain batik yang berdomisili di kota Purwakarta, Jawa Barat. Kami menyediakan kain batik dengan berbagai macam corak dan model yang menarik serta berkualitas.

    Untuk informasi lebih detail, silakan kontak atau kunjungi pusat informasi dan layanan kami di :

    Website : www.mykainbatik.com
    Akun Facebook : www.facebook.com/mykainbatik
    Mobile phone (call/sms) : +62 812 90 999 758
    Pin BB : 25 BCE 1E6
    Email : mykainbatik@gmail.com

    BalasHapus