Senin, 27 Juni 2016

ESSAY MOTIVASI KERJA



Motivasi Kerja  Mahasiswa Jurusan Akuntansi Setelah Mempelajari Bidang-Bidang Akuntansi

            Seorang mahasiswa yang sudah menyelesaikan masa studinya akan mendapatkan dua pilihan, yaitu melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi atau mulai mencari pekerjaan. Sulitnya mencari pekerjaan pada saat ini membuat banyak lulusan-lulusan akuntansi berfikir keras untuk mencari peluangnya sendiri. Jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah lulusan yang ada setiap tahunnya yang semakin bertambah. Masalah ini seharusnya mulai ditanggapi dengan serius oleh pemerintah, apalagi tahun 2016 ini menjadi tahun kebijakan MEA yang mulai diterapkan oleh pemerintah Negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Sehingga banyak tenaga kerja asing yang berdatangan ke Indonesia, begitu juga sebaliknya. Untuk menyikapi masalah ini para lulusan harus mempunyai kemampuan lebih agar dapat bersaing dengan tenaga kerja dari luar. Mungkin dalam masalah ini peran pemerintah sangat dibutuhkan, yaitu dengan membantu para lulusan dari dalam negeri untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan menjalin kerjasama dengan Negara lain atau bisa dengan mengadakan pelatihan-pelatihan tambahan yang tidak diajarkan pada saat perkuliahan, selain dengan tujuan meningkatkan kemampuan komunikasi, pembekalan dalam bidang teknologi juga sangat dibutuhkan oleh para lulusan, agar lulusan akuntansi dari Negara kita tidak tertinggal dengan Negara lain. Mungkin hal tersebut bisa menjadi pilihan pemerintah dalam menyikapi masalah tersebut.

Tulisan Ini Untuk Memenuhi Tugas Softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional.
Dosen: Jessica Barus, SE., MMSI.
Nama: N. Anwar
Universitas Gunadarma

AKUNTANSI INTERNASIONAL ANALISIS JURNAL 3



TOPIK            / TEMA           : Analisis Laporan Keuangan Internasional
JUDUL                       : Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada Pt. Bank Artha Graha Internasional, Tbk
NAMA PENULIS      : 1. Melissa Olivia Tanor  2. Harijanto Sabijono 
3. Stanley Kho Walandouw

            Bank secara periodik wajib membuat laporan keuangan untuk dapat mengetahui tingkat keuangan yang dimiliki dan kondisi keuangan Bank tersebut. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangan pada PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk Jakarta. Metode analisis data adalah analisis deskriptif komparatif. Dari laporan keuangan Bank kemudian dianalisis likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas untuk mendapatkan perbandingan hasil pada tiap tahun dan akan disesuaikan dengan standar Bank Indonesia (BI) yang dapat dianalisis untuk mengukur seperti apa tingkat keuangan dan kinerja bank tersebut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif, jenis dan sumber data berupa data kualitatif (dalam bentuk skala numeric). Hasil dari penelitian ini pada rasio likuiditas pada Loan Deposit Ratio (LDR) sesuai dengan standar BI. Hasil pertahun yang dimiliki Oleh Bank Artha Graha mengalami peningkatan rasio. Pada rasio solvabilitas pada Capital Adequacy Ratio (CAR) mampu menyesuaikan dengan standar BI. Hasil pertahun yang dimiliki Bank Artha Graha tahun 2012 mengalami kenaikan yang lebih dibanding pada tahun 2011 dan 2010. Dan pada rasio profitabilitas pada ROA, ROE, BOPO Bank Artha Graha mampu memenuhi standar BI dan mencapai standar baik. Kesimpulan pada penelitian ini dimana pada rasio likuiditas LDR mengalami penigkatan karena bertambahnya permintaan kredit sementara dana yang diterima oleh Bank tidak banyak bertambah dibanding kredit. Untuk rasio solvabilitas yang diwakili oleh CAR mengalami kenaikan juga dari tahun sebelumnya, karena bertambahnya ATMR yang dimiliki dibandingkan modal yang tersedia pada perusahaan. Dan pada rasio profitabilitas, untuk ROA, ROE dan BOPO mendapat hasil yang baik juga, ini memperlihatkan manajemen Bank Artha Graha dalam memenuhi dan meningkatkan hasil yang diperoleh Bank Artha Graha untuk menunjang kinerja keuangan yang dimiliki.

Sumber : Jurnal EMBA Vol.3 No.3 Sept 2015, Hal.639-649. Melissa Olivia Tanor, Harijanto Sabijono dan Stanley Kho Walandouw.

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama  : N. Anwar
Dosen  : Jessica Barus, SE.,MMSI.
UNIVERSITAS GUNADARMA

AKUNTANSI INTERNASIONAL ANALISIS JURNAL 2



TOPIK / TEMA          : Analisis Laporan Keuangan Internasional
JUDUL            : Analisa Laporan Keuangan Guna Mengukur Kinerja Keuangan Pt Astra Internasional Tbk.
NAMA PENULIS      : Ratih Puspitasari

             Tujuan dari Penelitian ini adalah: (1) Mengetahui Penerapan Analisa Laporan Keuangan pada PT. Astra International Tbk. (2) Menilai Analisa Laporan Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Astra International Tbk. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perencanaan dengan mengidentifikasi kebutuhan data yang akan digunakan dalam analisa laporan keuangan., alat yang digunakan penulis dalam penilaian  kinerja keuangan adalah melalui analisa laporan keuangan secara komparatif (trend) dan rasio keuangan. Yang terakhir yaitu studi pustaka dengan mencari, membaca dan merangkum bahan-bahan yang sesuai dengan topik penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah Untuk Analisis Likuiditas perusahaan tahun 2007 dan 2008 cukup baik namun pada tahun 2006 terjadi beda penyajian laporan keuangan yang mengakibatkan analisa rasio likuiditas perusahaan terlihat tidak baik. Untuk Analisis Solvabilitas perusahaan terlihat cukup baik, dimana perusahaan dapat memenuhi seluruh total kewajiban-kewajibanya apabila perusahaan mengalami likuidasi. Penulis mencoba untuk membandingkan Laporan keuangan PT. Astra International Tbk dengan Perusahaan lainnya yang sejenis, hasilnya adalah pada Segmen Otomotif Penulis mencoba membandingkan dengan PT. Indomobil dan ternyata Kinerja PT. Indomobil tahun 2008 lebih baik di bandingkan dengan PT. Astra International. Pada segmen Perkebunan penulis mencoba membandingkan dengan PTPN I dan ternyata Kinerja PTPN I lebih baik dibandingkan dengan PT. Astra International Tbk. Dan yang terakhir pada segmen Alat Berat penulis mencoba membandingkan dengan PT. Hexindo Adiperkasa dan ternyata Kinerja PT. Hexindo Adiperkasa lebih baik dibandingkan dengan PT. Astra International Tbk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah PT Astra International Tbk. Melakukan analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan setiap triwulanan dan tahunan. Pada rasio likuiditas perusahaan terlihat tidak baik, karena semua piutang pembiayaan masuk pada aset tidak lancar sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 untuk piutang pembiayaan ada yang masuk sebagai asset lancar dan ada juga yang masuk sebagai asset tidak lancar. Untuk rasio solvabilitas terlihat cukup baik.

Sumber : Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14, April 2012. Ratih Puspitasari.

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama  : N. Anwar
Dosen  : Jessica Barus, SE.,MMSI.
UNIVERSITAS GUNADARMA

AKUNTANSI INTERNASIONAL ANALISIS JURNAL 1



TOPIK  / TEMA           : Manajemen Risiko Keuangan
JUDUL                    : Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Manajemen Risiko dan Manajemen Modal Kerja Terhadap Return Saham. (Studi Kasus Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Listing Di BEI Tahun 2010-2013)
NAMA PENULIS      : 1. Dwian Wahyu Prabada  2. Fitri Lukiastuti
            Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan yang dihitung menggunakan proksi Debt to Equity Ratio (DER), Return On investment (ROI), Current Ratio (CR), dan Total Assets Turn Over (TATO) terhadap return saham perusahaan telekomunikasi yang listing di BEI tahun 2010-2013. Menganalisis pengaruh manajemen risiko diukur menggunakan interest rate teradap return saham dan Menganalisis pengaruh dari manajemen modal kerja diukur menggunakan Cash conversion cycle trehadap return saham. Jenis penelitia ini adalah studi kasus, variabel yang digunakan adalah variabel dependen yaitu return saham dan variabel independennya adalah kinerja keuangan. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013 dengan karakteristik tertentu. Sampel dengan teknik purpose sampling denga data sekunder yang diolah menggunakan alat analisis statistic SPSS 19.0. Hasil dari penelitian ini adalah pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham perusahaan telekomunikasi. Variabel Return on Investmen (ROI) berpengaruh terhadap return saham perusahaan telekomunikasi. Variabel Current Ratio (CR) tidak memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan telekomunikasi. Variabel Total Asset Turn Over (TATO) memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan telekomunikasi. Variabel interest rate (ir) tidak memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan telekomunikasi. dan pada variabel Cash Conversion Cycle (CCC) tidak memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan telekomunikasi. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah pada variabel DER pengaruh yang ditimbulkan  akibat dari pembayaran kewajiban ditambah dengan bunga kepada pihak ketiga, hal ini juga akan membuat tingkat return saham yang diperoleh investor juga berkurang. Pengaruh pada ROI dan TATO disebabkan perusahaan mampu dalam menghasilkan profit dan mengoptimalkan pendapatan atas aktivitas yang dilakukannya. Sedangkan variabel CR, ir dan CCC tidak berpengaruh karena BI rate yang meningkat tidak membuat investor yang memiliki saham di perusahaan telekomunikasi khawatir dan investor tidak mengambil keputusan investasi mereka dengan melihat nilai CCC.

Sumber : JURNAL MANAJEMEN INDONESIA, VOL. 15-NO.1 APRIL 2015. Dwian Wahyu Prabada dan Fitri Lukiastuti.

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama  : N. Anwar
Dosen  : Jessica Barus, SE.,MMSI.
UNIVERSITAS GUNADARMA

Minggu, 08 Mei 2016

STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL



Standar Audit dan Akuntansi Global
            Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan dengan adanya konvergensi. Terakhir, surata kabar terkini mengusulkan adanya “global GAAP (prinsip akuntansi berlaku umum)”, yang keuntungannya antara lain :
1.     Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang di gunakan secara konsisten di seluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal, Biaya modal akan dikurangi.
2.     Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi. Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi. Transparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
3.     Perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusan mengenai merger dan akuisisi area usaha.
4.     Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditansfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
5.     Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkandalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.
Sebagian argumen mengenai konvergensi akuntansi memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam operasional dan alokasi di pasar modal.

Harmonisasi Internasional
            “Harmonisasi” merupakan proses untuk menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara. Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Harmonisasi akuntansi internasional merupakan salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan laporan keuangan.

Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1.      Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2.      Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
3.      Standar audit

Keuntungan Harmonisasi Internasional
Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu “GAAP global” yang terharmonisasi. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain:
1.      Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2.      Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
3.      Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
4.      Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.

Harmonisasi Global
            Stamp dan Moonitz telah mengidentifikasi 7 keuntungan spesifik yang mereka yakni akan muncul dari penyebarluasan dan penerapan standar akuntansi internasional:
1.      Adanya sekelompok standar auditing internasional, yang diketahui akan diterapkan, akan memberi keyakinan, kepada pembaca dari laporan audit yang dihasilkan diluar negri, atas pendapat auditor tersebut. Dengan memijamkan kredibilitas kepada pekerja auditor luar negeri, para pembaca membuat auditor tersebut mampu meminjamkan kredibilitas kepada laporan keuangan yang dilaporkan.
2.      Standar-standar auditing internasional akan menambah keuntungan-keuntungan yang sebelumnya telah mengalir dari eksisitensi standar-standar akuntansi internasional.
3.      Standar-standar akuntansi internasional dengan menambah kekutan terhadap Standar-standar akuntansi internasional, akan membantu pembaca dalam membuat perbandingan keuangan internasional.
4.      Standar-standar akuntansi internasional akan memberikan insentif-insentif tambahan untuk memperbaiki dan mengembangkan Standar-standar akuntansi internasional
5.      Adanya Standar-standar akuntansi internasional akan membantu arus modal investasi terutama ke negara-negara yang masih berkembang,
6.      Pengembangan sekelompok Standar-standar akuntansi internasional akan mempermudah negara-negara berkembang dan terbelakang untuk menghasilkan standar-standar auditing domestik, dan ini akan menguntungkan bagi mereka.
7.      Auditing yang efektif dan terpercaya diperlukan dalam semua situasi dimana terdapat pemisahaan antara manajemen dan pihak-pihak luar.
            Proses penyusunan standar auditing internasional dewasa ini dipelopori oleh IFAC, yang keberadaanya telah diperkenalkan dalam bab 6. Penyusunan Standar auditing internasional pasti akan diikuti oleh perkembangan oenyusunan standar auditing nasional yag signifikan.

International Auditing Practice Committe (IAPC)
            Pedoman-pedoman Auditing Internasional. Pernyataan-pernyataan mengenai auditing yang telah dipublikasi dibanyak negara berbeda dalam bentuk dan isi. IAPC meperhatikan pernyataan-pernyataan dan perbedaan-perbedaan tersebut dan atas dasar kesadaran semacam iti AIPC mengeluarkan Pedoman Auditing Internasonal yang dimaksut untuk diterima secara Internasional.
            Wewenang yang diberikan kepada pedoman. Pedoman Auditing Internasional dikeluarkan oleh AIPC tidak berlaku diatas peraturan lokal yang mengatur audit informasi keuangan suatu negara tertentu.
Ruang lingkup dari pedoman. Pedoman ini berlaku kapan pun suatu audit independent dilaksanakan; dalam arti, pengujian informasi keuangan suatu entitas secara independent, baik yang berorientasi pada laba atau tidak dan tanpa memperhatikan ukuran, bentuk legal.

INTERNATIONAL AUDITING PRACTICE COMMITTEE (IAPC)
·         Pedoman - pedoman Auditing Internasional.
       Pernyataan - pernyataan mengenai auditing yang telah dipublikasi dibanyak Negara berbeda dalam bentuk dan isi. IAPC meperhatikan pernyataan - pernyataan dan perbedaan-perbedaan tersebut dan atas dasar kesadaran semacam iti AIPC mengeluarkan Pedoman Auditing Internasonal yang dimaksut untuk diterima secara Internasional
·         Wewenang yang diberikan kepada pedoman.
       Pedoman Auditing Internasional dikeluarkan oleh AIPC tidak berlaku diatas peraturan lokal yang mengatur audit informasi keuangan suatu negara tertentu.
·         Ruang lingkup dari pedoman.
       Pedoman ini berlaku kapan pun suatu audit independent dilaksanakan; dalam arti, pengujian informasi keuangan suatu entitas secara independent, baik yang berorientasi pada laba atau tidak dan tanpa memperhatikan ukuran, bentuk legal.

Terdapat enam organisasi yang telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1)      Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
            Tujuan dari IASB yaitu untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan, mendorong penggunaan dan penerapan standar - standar tersebut yang ketat, dan membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kearah solusi berkualitas tinggi. Struktur IASB mencakup: Badan wali; Dewan IASB; Dewan penasihat standar; dan Komite interpretasi pelaporan keuangan internasional (IFRIC).
2)      Uni Eropa (Europen Union-EU)
Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi : Perubahan modal dalam tingkat EU; Membuat kerangka dasar hukum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang terintegrasi; dan Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan - perusahaan yang sahamnya tercatat.
3)      Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization of Securities Commissions - IOSCO) beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara.
Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO :
·         Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersama - sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestic maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan sehat.
·         Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing - masing untuk mendorong perkembangan pasar domestic
·         Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an pengawasan efektif terhadap transaksi surat berharga internasional; dan
·         Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif terhadap pelanggaran.
            IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan standar akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor. Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan terhadap proyek - proyek IASB.

4)      Federasi Internasional Akuntansi (IFAC)
            IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana misinya adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi kepentingan umum.
            Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari para individu yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2 kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya. Administrasi harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York, yang memiliki staf professional akuntansi dari seluruh dunia. Untuk menjalankan agenda - agenda teknisnya, IFAC telah membentuk komite - komite berikut: Pendidikan; Etika; Akuntansi keuangan dan manajemen; Praktik auditung internasional; Auditing dalam lingkungan EDP (Electronic Data Processing); Perencanaan; Sektor Publik; dan Kongres dunia.
            Dalam penyusunan Standar internasonal, hanya International Auditing Practices Committee IFAC yang berwenang untuk mengeluarkan, atas nama Dewan IFAC, draft - draft exposure dan pedoman - pedoman yang berkaitan dengan praktik auditing yang diterima dan bentuk dan isi laporan auditing.

5)      Kelompok Kerja Antar Pemerintah Perserikatan Bangsa - Bangsa Untuk Pakar Dalam Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (ISAR)
            ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan. Mandat khususnya adalah untuk mendorong harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR mewujudkan mandat tersebut melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk yang direkomendasikan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas pelaporan lingkungan hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola perusahaan dan akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.

6)      Organisasi Untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)
            OECD merupakan organisasi internasional Negara - negara industry maju yang berorientasi ekonomi pasar. Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara - negara industry maju yang lebih besar, OECD sering menjadi lawan yang tangguh terhadap badan - badan lain (seperti PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan anggota - anggotanya.

Krtik atas Standar Internasional
            Proses menjadikan standar akuntansi menjadi suatu standar internasional juga menimbulkan kritik. Kritik tersebut antara lain :
1.      Sebagian orang mengatakan bahwa standar internasional terlalu sederhana untuk memecahkan masalah yang rumit. Para kritikus bersikeras bahwa kemampuan untukberadaptasi terhadap situasi – situasi yang sangat berbeda merupakan nilai terpenting dari akuntansi. Para kritikus ragu jika standar international dapat cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan - perbedaan latar belakang, tradisi dan lingkungan ekonomi disetiap negara.
2.      Bersikeras menggunakan standar internasional, hanya firma-firma akuntansi internasional luaslah yang akan mampu memenuhi tuntutannya.
3.      Munculnya ketakutan bahwa penggunaan standar internasional akan menciptakan ‘standar overlod’.
4.      Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk perusahaan - perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak terdaftar akuntabilitas publik.
       Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin cepat. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards - IFRS). Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan, menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS. Perbedaan nasional dalam faktor - faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk semakin internasional.
Dalam penerapan standar internasional, terdapat standar akuntansi internasional yang digunakan sebagai hasil dari Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari : Perjanjian internasional atau politis; Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional); dan Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional. Stamp dan Moonits telah mengemukakan bahwa strategi penerapan terbaik adalah dengan mengambil langkah preventif dalam profesi. Tindakan pencegahan diantaranya adalah penyertaan pendidikan, pelatihan, prosedur ujian yang komprehensif dan pendidikan profesional yang berkelanjutan.

CONTOH KASUS
            Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka.

KAP ARTHUR ANDERSEN
            Salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang berdiri sejak 1913 Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam “the big four” (PricewaterhouseCoopers, Deloitte, Ernst & Young, KPMG) lalu pecah menjadi “the big five” Sejak pemisahan bisnis jasa atestasi (fungsi akuntansi dan konsultasi) Arthur Andersen, (1999).

KERJA SAMA KAP ARTHUR ANDERSON DAN ENRON
            Arthur andersen Perusahaan akuntan yang mengaudit laporan keuangan Enron, juga sebagai konsultan manajemen Enron. KAP tersebut memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yang tidak menjadi bagian dari kertas kerja audit formal.
1.      Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
2.      Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
a.       Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
b.      Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c.       Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3.      Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
4.      Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
5.      Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
6.      Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
7.      Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap proses peradilan.
8.      KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002. sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
9.      Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
10.  Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika.
11.  Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
12.  Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
13.  Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan Enron.
14.  Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

TANGGAPAN
            Menurut penulis, dari kasus ini Enron dan KAP Arthur Andersen telah melanggar kode etik dan ingkar dari tanggung jawab yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Di dalam kasus ini, KAP yang seharusnya dapat bersikap menjunjung tinggi independensi dan profesionalisme tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya telah menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangkan KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan ke-independensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut dan dapat juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini. Dimana pentingnya peran profesi Akuntan khususnya Akuntan Publik di pasar modal guna melindungi kepentingan publik.Tantangan Akuntan Publik yakni menjaga kualitas dan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat dalam memberikan informasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Choi, Frederick. D.S. dan Gary K. Meek.2010.International Accounting. Buku 2. Jakarta:Salemba Empat.
Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek.1999.International Accounting Edisi 2 Buku 2.Jakarta:Salemba Empat

Tulisan ini untuk memenuhi Tugas Softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama   : N. Anwar
              P. A. Balowo
Dosen : Jessica Barus, SE.,MMSI.

UNIVERSITAS GUNADARMA